Jakarta -, Perjalanan hidup yg harus dialami oleh Pria 62 tahun ini tidaklah mudah. Sejak usia yg masih sangat belia, ia harus melewati keadaan memprihatinkan buat hidup dibawah garis kemiskinan. Chris Gardner bahkan pernah mencicipi dinginnya tidur beralas lantai toilet ketika menjadi seorang gelandangan.
Pria yg lahir pada 9 Februari 1954 ini besar dan diasuh dari orang tua tunggal. Melansir BBC, dia cuma hidup bersama sang ibu yg kemudian menikah dengan pria yg menjadi ayah tirinya.
Kala Chris masih kecil, sang ibu bekerja sebagai guru dan mengambil 3 pekerjaan sambilan buat mencukupi kebutuhan keluarganya. Ia juga tidak jarang mendapat kekerasan yg dikerjakan oleh ayah tirinya.
Chris tak menamatkan bangku kuliahnya. Akibat keterbatasan biaya, ia juga harus mengubur keinginannya buat menjadi seorang dokter. Chris akhirnya memilih bekerja sebagai penjual alat-alat medis demi menunjang hidupnya sehari-hari.
Tak disangka, berkarier sebagai penjual alat medis tidaklah semudah bayangannya. Berbagai cobaan hidup harus dihadapi Chris. Mulai dari keuangannya yg tak cukup buat sehari-hari, hingga ditinggal sang istri dan harus mengurus anak laki-lakinya sendirian.
Suatu hari, Chris mendapat momen yg mengubah cara berpikirnya. Ia tertarik mengubah karier sebagai pialang saham ketika melihat seseorang pekerja di Wall Street yg mengendarai mobil mewah.
Walau tanpa pendidikan, tanpa pengalaman, dan tak memiliki koneksi, Gardner tetap berusaha keras mencapai mimpi barunya. Ia kemudian coba bagi mengikuti pelatihan menjadi pialang saham yg diadakan oleh perusahaan pialang saham Dean Witter.
Meski tak mendapatkan bayaran dari pelatihan tersebut, Chris Gardner berusaha keras agar dapat dipromosikan menjadi seorang pegawai tetap. Ia coba mencari pelanggan yg mau menanamkan modalnya di perusahaan tempatnya ia latihan.
Kondisi keuangan Chris semakin memburuk. Selain harus mengurus anak semata wayangnya seorang diri, ia juga pernah mengalami penyitaan tabungan akibat tidak mampu membayar pajak. Ia juga diusir keluar apartemennya karena menunggak pembayaran.
Saking miskinnya saat itu, Chris dan anaknya harus tinggal di Toilet akibat tidak dapat buat menyewa tempat tinggal yg layak. Ia juga harus memperoleh makanan melalui bantuan yg disediakan pemerintah saat itu.
Walau harus melewati cobaan hidup yg bertubi-tubi, Chris tak menyerah. Kerja keras yg selama ini dilakukannya pun membuahkan hasil. Dari 19 oran yg mengikuti pelatihan, ia berhasil menjadi satu-satunya orang yg terpilih bekerja sebagai pialang saham di perusahaan tersebut.
Sejak ketika itu, kariernya segera melesat. Di tahun 1983, Chris bergabung dengan perusahaan Bear, Stearns & Company. Ia berhasil menjadi marketing terbaik dengan penjualan tertinggi di San Fransisco dan New York.
Akhirnya di tahun 1987, Chris Gardner memberanikan diri bagi membuka perusahaan pialang sahamnya sendiri bernama Gardner Rich & Co. Perusahaannya bergerak dalam pelaksanaan utang, ekuitas dan transaksi produk-produk derivatif buat dua lembaga terbesar Amerika Serikat.
Kini, Chris Gardner dapat menjadi jutawan dengan kekayaan US$ 60 juta. Ia juga kadang bepergian ke dua negara bagi berbicara sebagai motivator.
Kisah hidup yg dialaminya mengilhami Gardner bagi menerbitkan buku berjudul Pursuit of Happyness. Buku karyanya populer di masyarakat dan diangkat ke layar lebar dengan judul yg sama.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Kisah Chris Gardner, Gelandangan yang Jadi Pialang Saham Sukses

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!