Tangis Pilu di Skuadron 32 TNI AU

Malang -, Tangis pilu pecah di Skuadron 32 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur, dini hari tadi. Itu setelah jenazah 12 kru Hercules C-130 datang dan disemayamkan di dalam skuadron sebelum dibawa ke rumah duka masing–masing.

Sebelumnya, segala jenazah datang di pangkalan pada Minggu, 18 Desember 2016, sekitar pukul 20.00 WIB dan segera dibawa ke Rumah Sakit TNI AU buat perawatan. Sekitar pukul 00.30 dini hari tadi, proses perawatan itu selesai dan peti jenazah disemayamkan di dalam skuadron terlebih dahulu.

Maria Fatmawati bersama beberapa anaknya Monica, 8 tahun dan Qori, 2 tahun cuma mampu menangis sembari memeluk peti jenazah suaminya, Mayor Pnb Marlon A Kawer. Ia juga tidak henti–hentinya mencium foto mendiang yg diletakkan di atas peti. Ayah almarhum, Raymond Hendrik Kawer yg berdiri di sampingnya, juga tidak kuasa menahan tangis.

“Kami segala bangga padamu nak, keluarga besar kalian bangga. Ini memang pilihanmu sendiri bagi jadi prajurit, mengabdi pada republik ini. Berat, tetapi kita bangga,” tutur Raymond lirih di depan peti jenasah anaknya, Senin (19/12/2016) dini hari.

Kristin, istri Kapten Pnb Jhan H Farlin Saragih pun menangis histeris di depan peti jenazah suaminya. Berkali–kali ia menyebut nama suaminya seolah tidak yakin musibah terjadi merenggut nyawa itu sudah terjadi.

“Papi, papi. Jangan tinggalkan aku. Apakah ini mimpi atau benar terjadi,” teriak Kristin dalam tangisnya.

Seluruh keluarga kru pesawat Hercules yg jatuh di Wamena, Papua itu larut dalam kesedihan. Mereka pun berdoa di samping peti jenazah yg diselimuti bendera Merah Putih. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo hadir di Skuadron 32 bagi memberikan penghormatan terakhir. Usai penghormatan itu, jenazah dikirim ke rumah duka masing–masing.

“Kami ucapkan belasungkawa sedalam–dalamnya atas meninggalnya prajurit terbaik TNI AU dalam musibah pesawat Hercules di Wamena,” Panglima TNI memungkasi.

Source : liputan6.com

Terimakasih sudah membaca: Tangis Pilu di Skuadron 32 TNI AU