idaraya

5 Cara Kreatif Daerah Memerdekakan Diri dari Pedasnya Harga Cabai

5 Cara Kreatif Daerah Memerdekakan Diri dari Pedasnya Harga Cabai

Yogyakarta -, Ibarat bola liar, harga cabai melambung tinggi tanpa dapat diredam. Harganya bahkan ada yg menyentuh Rp 200.000 per kilogram. Harga tinggi itu salah satunya disebabkan para petani mengalami gagal panen.

Banyak cara dikerjakan buat meredam pedasnya harga bumbu masak itu. Salah satunya yg dikerjakan Pemda DIY agar kantong tak selalu jebol. Apalagi, banyak makanan khas Indonesia tak mampu tanpa ditambahkan cabai.

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY Arofa Noor Indriani menyampaikan upaya merdeka dari harga cabai adalah dengan memanfaatkan perkarangan buat menanam cabai. Warga dapat memenuhi kebutuhan cabai sehari-hari tanpa pusing dengan fluktuasi harga cabai di pasar.

Berdasarkan hasil rakernas dengan presiden dan empat menteri serta tim penggerak PKK dua hari lalu, nantinya setiap keluarga wajib menanam minimal lima pohon cabai.  

"Untuk mengendalikan harga cabai yg suatu ketika tinggi itu ada upaya yg dikerjakan ibu-ibu PKK yg menguasai perkarangan, diharapkan masing-masing menanam lima pohon minimal," kata Arofa, Senin, 9 Januari 2017.

Arofa menyampaikan perkarangan rumah tak cuma dapat ditanami dengan cabai, tapi juga dapat ditanami berbagai sumber vitamin dan zat gizi lainnya. Dengan gerakan tanam serentak, ia berharap harga cabai mampu turun.

"Apakah nanti mampu mendongrak pengendalian harga cabai kami belum tahu karena tujuan penting mengurangi pengeluaran. Dan perkarangan sebagai sumber keluarga," kata dia.

Arofa yg juga yaitu anggota TPID berharap program tanam lima pohon cabai itu mampu langsung dilaksanakan. Harga cabai rawit merah di Yogya ketika ini tak sampai Rp 80 ribu per kg. Ia meminta kepada masyarakat minta agar tak panik dengan harga yang  berkembang karena harga aslinya jauh lebih rendah.

"Ketersedian barang kalian ada, bahkan surplus. Produksinya dapat tiga kali tetapi cabai di DIY diminati Jawa Barat, Jakarta, akhirnya kalian datangkan dari daerah yang lain Muntilan. Pedagang seneng harga naik di Jakarta," kata dia.

Di tengah melambungnya harga cabai, para pedagang sejumlah pasar tradisional Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dituntut lebih kreatif menyiasati agar tak memberatkan konsumen. Salah satunya dengan cara mencampur cabai merah dan cabai hijau guna bisa menentukan harga lebih rendah.

Mencampur atau mengoplos cabai tua yg berwarna merah beserta cabai muda berwarna hijau yaitu jurus ampuh meredam pedasnya harga cabai di daerah ini. Karena, harga cabai rawit merah yg harganya berkisar antara Rp 100 ribu – Rp 120 ribu per kilogram memberatkan pembeli.

"Makanya dengan cara mencampur cabai merah dan hijau bisa meringankan konsumen, sebab harganya cuma dipatok Rp 90 ribu per kilogram," kata Tirto, salah seorang pedagang cabai di pasar tradisional Anom Baru Kabupaten Sumenep, Selasa, 10 Januari 2017.

Tirto menjelaskan, kenaikan harga cabai dari hari ke hari semakin tak terkontrol sehingga mengakibatkan rendahnya daya beli konsumen. Hal itu jelas mengurangi pendapatan pedagang di pasaran.

"Jika daya minat beli cabai menurun, jelas kalian yg mulai mengalami kerugian. Jadi kami sendiri harus pintar menyiasati bagaimana caranya agar tak terkesan harga cabai itu tinggi," kata Tirto kepada .

Menurut dia, melambungnya harga cabai disinyalir akibat minimnya pasokan dari petani. Para pedagang akhirnya kesulitan mendapatkan cabai, bahkan terpaksa membeli cabai dari luar daerah, seperti Surabaya. Itu pun pedagang tak membeli kepada petani langsung, melainkan membeli terhadap pedagang besar yg biasa memasok cabai ke berbagai daerah.

"Sampai sekarang harga cabai di sini selalu melambung. Maka seandainya tetap dipaksakan menjual cabai merah saja, itu tak gampang laku. Itu pun seandainya ada yg beli cuma dengan jumlah sedikit," ucap Tirto.

Ia berharap dalam waktu yg tak lama harga cabai langsung terkendali, supaya penghasilannya bisa kembali normal. Terkait hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sumenep Saiful Bahri menyampaikan harga cabai ketika ini akan menurun dari yg mencapai Rp 110 ribu – Rp 120 ribu per kg. menjadi berkisar Rp 100 ribu per kg.

"Kita cuma melakukan pelaporan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) terkait fluktuasi harga. Kemudian kalau operasi pasar itu biasanya dikerjakan oleh Pemprov, kami tak dapat melaksanakan itu, kata Saiful.  

Selangkah lebih maju dari Yogyakarta, Pemkot Makassar launching program meredam harga cabai sekaligus buat menyejahterakan warga yg bernama Badan Usaha Lorong (Bulo).

Program Bulo tersebut mengandalkan ribuan lorong yg tersebar di semua Makassar buat disulap menjadi kebun, termasuk kebun cabai.

Cabai, menurut Pemerintah Kota Makassar, selain telah menjadi kebutuhan pokok juga memiliki nilai ekonomis yg tinggi dipasaran. Ketika warga menanam cabai di pekarangan rumahnya masing-masing, bisa memberi penghasilan tambahan dan merogoh kantong bagi memenuhi kebutuhan cabai rumah tangga.

Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Pertanian (DKP3) Kota Makassar Rahman Bando mengatakan, potensi pemanfaatan lahan pekarangan rumah sangat besar.

Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan Makassar, jumlah luas lahan pekarangan rumah di Makassar mencapai 7000 hektare, sedangkan hasil survei Kementerian Pertanian tentang ketersediaan lahan pertanian di Makassar cuma tersisa sekitar 2.630 hektare.

"Sehingga peluang buat menjadikan pekarangan sebagai lahan produktif cukup besar dan bisa menciptakan peluang usaha baru di lorong," kata dia di ruang kerjanya.

Bila warga bisa memanfaatkan lahan tersebut dengan menanam cabai, kata dia, diperkirakan bisa menghasilkan omzet hingga miliaran rupiah per tahun. "Omzet produksi miliaran rupiah itu mampu tercapai dengan asumsi seandainya 80 persen dari total 400 ribu lebih kepala keluarga di Kota Makassar mengembangkan budidaya tanaman cabai tersebut," tutur dia.

Dengan pertimbangan tersebut, Rahman Bando berharap warga kota Makassar, khususnya yg memiliki pekarangan rumah, dengan besar hati mau memanfaatkan pekerangannya tersebut bagi budidaya tanaman cabai.

"Tentunya mampu menghemat Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per tahun per KK, dan bila 300 ribu KK melakukan hal tersebut, maka per tahunnya diprediksi dapat menghasilkan kontribusi penghematan mencapai belasan miliar rupiah per tahun," ucap dia.

Selain dari itu semua, lingkungan warga tentu menjadi asri, hijau serta bersih. Warga pun mampu dikatakan berkontribusi kepada kemajuan Kota Makassar seandainya program Bulo itu terealisasi.

"Kita harus optimis mulai tercapai ke depannya," ujar Rahman.

Dalam proses awal mewujudkan program Bulo tersebut, Pemerintah kota makassar melalui DKP3 Kota Makassar sudah menyediakan tenaga penyuluh pertanian buat pendampingan serta bimbingan teknis budidaya cabai.

Tugas Penyuluh Pertanian itu melakukan upaya pembinaan dan pendampingan pada Kelompok-Kelompok Lorong (Kelor) yg akan perlahan dibentuk.

Setiap kelurahan yg ada di Makassar ditargetkan minimal memiliki lima lorong Bulo sehingga terdapat sebanyak kurang lebih 500 lorong yg mulai menjadi pilot project Program BULO yg mulai direalisasikan paling lambat Maret 2017.

Melambungnya harga cabai di pasaran tidak lepas dari kurangnya pasokan dan jalur distribusi yg panjang. Untuk itu, Pemkab Purwakarta mewajibkan semua pelajar SD dan SMP buat menanam cabai di sekolah dan rumah, akan Selasa, 10 Januari 2017.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menjelaskan, ketika ini yang  harga cabai menjadi masalahg di hampir segala rumah tangga. Hal itu mengingat cabai sebagai kebutuhan pokok masyarakat sebagai salah sesuatu bumbu yg digunakan dalam masakan.

"Tapi problemnya, anak-anak dan masyarakat sekarang lupa mulai hal itu. Mereka terus sibuk dengan gadget. Padahal, milik halaman bahkan tanah yg luas-luas," kata Dedi ketika mempelopori gerakan tanam cabai di SDN 1 Ciwangi, Kecamatan Bungursari.

Gerakan tanam cabai tersebut nantinya mulai terintegrasi dengan pola pendidikan berkarakter berbudaya aplikatif yg telah berjalan sejak lama di Kabupaten Purwakarta. Selain belajar mengenai cara menanam, para pelajar pun nantinya mulai diberi pengarahan mengenai perawatan, panen, hingga penjualan.

Selama ini, kata Dedi, sekolah-sekolah di Purwakarta telah memulai gerakan menanam tersebut. Namun, macam tanaman yg ditanam bervariasi akan dari padi, sayuran, buah, dan palawija. Khusus cabai, nantinya mulai menjadi tanaman wajib untuk pelajar.

Dedi pun meminta agar para penyuluh pertanian turun tangan menolong program tersebut agar para pelajar dapat memahami seluk beluk tanaman cabai. Hal itu agar ketika panen cabai yg terkumpul mulai melimpah dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, khususnya di Purwakarta.

"Sekarang ini kurang lebih ada 20 ribu pelajar dan guru yg serentak menanam cabai. Misal sesuatu bibit cabai mampu panen 1 ons, bayangkan berapa banyak nanti hasil panen kita," tutur dia.

Dedi mengungkapkan, nantinya program tersebut mulai berkembang sesuai jenjang pendidikan seperti program menanam pohon yg telah lama ada. "Jadi kalau kelas 5, ya tanam bibit cabainya di sekolah lima dan di rumah lima. Terus nanti sampai kelas 9, berarti milik sembilan bibit di sekolah dan sembilan di rumah," urai Dedi.

Pantauan di lapangan, semua sekolah di Purwakarta kebijakan itu telah dijalankan, seperti di SDN Purwamekar dan SDN Maracang. Sejak Rabu pagi, 11 Januari 2017, para pelajar telah membawa bibit tanaman cabai dari rumah. Masing-masing pelajar menanam bibit yg dibawanya di sekitar halaman dan pot-pot yg berada di sekitar sekolah.

Jajaran TNI Angkatan Darat di Surabaya menggalakkan gerakan tanam cabai dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar lingkungan tempat tinggal.

"Kami ajak masyarakat menanam cabai rawit maupun cabai besar di lahan kosong maupun sekitar perumahan," ujar Komandan Koramil 0831/05 Rungkut Mayor Inf Supriyo Triwahono di Surabaya, dilansir Antara, Rabu, 11 Januari 2017.

Gerakan ini, kata dia, juga sebagai bagian dari melonjaknya harga cabai di pasaran sehingga dengan menanam sendiri mampu menolong mengurangi beban masyarakat. Selain itu, gerakan tanam cabai bagi memberikan pengetahuan dan contoh tentang teknik bercocok tanam cabai yg baik sehingga mampu menarik minat masyarakat.

"Warga mampu memakai lahan kosong di sekitar rumah mereka menjadi lahan produktif yg mampu dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bahkan lebih jauh lagi mampu menjadi komoditas menguntungkan seandainya dikerjakan dalam skala besar," ucap dia.

Pihaknya juga membagikan 1.000 pohon bibit cabai kepada kelompok tani "Maskot Subur" bagi ditanam di lahan kosong punya petani Jono dengan luas 2.500 meter persegi di Kelurahan Kalirungkut, Surabaya.

TNI AD, kata dia, juga mengajak masyarakat menanam cabai memakai polybag atau pot di sekitar rumah sebagai pengganti tidak adanya lahan memadai.

Tak cuma itu, pihaknya mewajibkan segala anggota Koramil menanam cabai di lingkungan kantor serta di rumah anggota memakai pot.

"Produktivitas buah atau hasil yg didapat dari bertanam cabai di pot hasilnya hampir sama dengan yg ada di lahan pertanian, begitu pula mutu produk," kata Supriyo.

Keuntungan lainnya, lanjut dia, bertanam di pot yaitu alternatif pemenuhan kebutuhan konsumsi buah dan sayuran segar, harganya murah, tahan lama, ringan, tak cepat kotor dan gampang didapat.

Ekonom Institut Teknologi Bandung (ITB) Anggoro Budi Nugroho merekomendasikan cara terbaik meredam lonjakan harga cabai adalah solusi temporer saja. Tidak perlu struktural seperti perombakan tata niaga.

Pemerintah dapat melakukan intervensi pasokan cabai bagi melindungi masyarakat konsumen dari kenaikan harga. Kementerian Perdagangan juga harus menjamin praktek perdagangan yg sehat.

"Harus pastikan tak ada kartel yg mainkan. Kalau ada, polisi yg turun tangan," kata pengajar Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB ini.

Dia menjelaskan pemicu melejitnya harga cabai terkait penawaran dan permintaan (supply-demand). Lonjakan mampu karena kelangkaan pasokan, mampu meningkatnya permintaan.

Dalam masalah kali ini lebih pada aspek di kelangkaan pasokan. "Goncangannya di suplai. Sudah ketahuan ada shock karena musim," jelas Anggoro.

Ada dua penyebab kelangkaan pasokan yakni hama, gagal panen misal karena El Nino/La Nina, mundurnya daur panen. Selain itu ketidaklancaran distribusi, mampu di tingkat petani, pengecer atau pedagang pengumpul besar.

Anggoro menambahkan biasanya kenaikan harga cabai seiring daur laju inflasi periodik, mampu di hari raya maupun November-Desember. Sebab cabai masih menyumbang Indeks Harga Perdagangan Besar (IPHB).

Adapun marjin industri cabai masih tergolong besar, diatas 25 persen. Ini lebih tinggi dari beras walau masih di bawah jagung pipilan.

"Jika marjin industri (MPP) cabai masih besar, tapi harganya melambung naik, maka patut diduga penyebabnya meningkatnya permintaan sebagaimana siklus akhir tahun," jelasnya.

Anggoro menjelaskan, ada 9 fungsi kelembagaan perdagangan cabai merah di Indonesia. Yang terpanjang di Jawa Tengah, yg terpendek di Sulawesi Utara.

“Tidak heran kelangkaan pasokan mulai paling sensitif terhadap harga di Pulau Jawa.”



Source : liputan6.com

Terimakasih sudah membaca: 5 Cara Kreatif Daerah Memerdekakan Diri dari Pedasnya Harga Cabai

idaraya

Share this

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!

list emo
Terimakasih atas komentar Anda di " 5 Cara Kreatif Daerah Memerdekakan Diri dari Pedasnya Harga Cabai "