Queensland -, Komunitas pribumi di Pulau Palm Island Queensland, Australia, mulai tampil dalam dokumenter sejarah mengenai salah sesuatu aspek kolonisasi yg tidak banyak diketahui. Tayangan tersebut membuka kisah orang Aborigin, yg dipertontonkan bersama binatang antara Abad ke-19 dan awal Abad ke-20.
Dilansir dari Australia plus, Selasa (31/1/2017), ketika itu sekitar 20 orang Aborigin diambil paksa dari Australia Utara buat dipamerkan bersama binatang dalam acara yg dikenal dengan sebutan 'Human Zoo'.
Baca Juga
Australia Akan Beri Tes Calistung Bagi Siswa Kelas 1 SD? Chelsea Sambangi Australia pada 2018 Top 3: Asteroid Pemicu Tsunami Melintas Februari 2017?Bersama ribuan orang Aborigin lainnya, mereka dipajang mengelilingi Eropa dan Amerika setidaknya sampai tahun 1940.
Saat ini komunitas Palm Island sudah mendapatkan kembali sisa-sisa tengkorak salah seorang nenek moyang mereka itu.
Tetua masyarakat setempat, Walter Palm Island, merasa sangat istimewa melihat sisa-sisa nenek moyang yg ditemukan di Amerika Utara, kembali ke kampung sendiri.
"Silsilah ayah aku memperlihatkan ada seorang paman meninggal di sirkus di Amerika... rasanya seperti teka-teki buat memahami segala ini," katanya.
"Melihat foto dan gambar para leluhur ini, aku mampu merasakan sakit dan penderitaan dari ekspresi wajah mereka. Dan bagaimana terhinanya mereka," ujar Walter.
"Mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan diri sebagai manusia. Mereka diperlakukan sebagai binatang," tambahnya.
Leluhur Walter meninggal di akhir Abad ke-19 -- dia salah sesuatu dari sekitar 35.000 orang yg dipamerkan di kebun binatang antara tahun 1800-an dan Perang Dunia II.
"Mereka ditampilkan sebagai kanibal. Pemakan manusia. Missing link antara manusia dengan monyet. Untuk penonton yg mencari eksotisme dan sensasi dari satu yg tidak diketahui," imbuhnya.
Kini seorang sinematografer Australia, Philip Rang, mengerjakan film dokumenter yg melacak kisah orang-orang Aborigin tersebut. Dia baru saja kembali dari syuting di Palm Island.
Dia menyampaikan ada sekitar 20 orang Aborigin diambil dari Palm Island dan Ingham di Queensland utara.
"Benar-benar menakjubkan, betapa sedikit yg diketahui tentang hal ini," kata Rang. "Mereka tak tahu apa yg terjadi. Mereka dibujuk, katakanlah oleh orang kulit putih yg culas."
"Pertama mereka dikumpulkan di Townsville dahulu dibawa ke Sydney. Supaya mereka tak mulai melarikan diri, pakaian mereka dilucuti dulu dinaikkan ke perahu," tuturnya.
Bukan Film Politik
Kebun binatang Human Zoo itu menunjukkan orang-orang dari Afrika, Pasifik dan Asia. Menurut Rang, hal itu yaitu pembenaran bagi kolonisasi.
"Mereka dibawa ke tempat-tempat yg jauh dan bilang: lihat apa yg kita temukan. Kami bukan hanya menemukan rempah-rempah, bumbu dan bahan baku, tetapi juga menemukan orang-orang ini," tutur Rang.
Salah sesuatu sutradara dokumenter tersebut, Bruno Victor-Pujebet, berharap film ini mulai mencegah pengulangan sejarah.
"Kami memiliki banyak gambar, foto dan film-film lama. Perlu memberikan konteks sejarah kepada publik," katanya.
"Itu yaitu cara membenarkan dominasi dunia. Orang-orang ini adalah korban dari hal itu. Kita tak ingin membuat film politik, kita cuma ingin memberikan fakta dan menceritakan kisah mereka yg benar-benar terlupakan," jelas Victor-Pujebet.
Bagi Walter Palm Island, film dokumenter ini yaitu kesempatan buat warganya membangun semacam identitas yg lebih besar.
"Sejarah Aborigin Australia belum tersampaikan. Begitu pula nasib masyarakat pribumi Australia dan apa yg sebenarnya terjadi pada mereka," ucapnya.
Film dokumenter The Human Zoo mulai ditayangkan pertama kali di Prancis pada Juni 2017 mendatang.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Menguak Kisah Aborigin yang Diperlakukan Sebagai Hewan

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!