Buleleng -, Sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di komunitas "kolok" atau bisu tuli Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, Bali, memakai bahasa isyarat buat berkomunikasi dengan warga. Pilkada berlangsung lancar di sini.
"Di desa kita terdapat masyarakat disabilitas tuli bisu sehingga perlu difalisitasi bahasa isyarat," kata Ketua Panitia Pemungutan Suara (TPS) 5 Desa Bengkala, Ketut Sudarsana, di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, Rabu 15 Februari 2017, dilansir Antara.
Ia mengatakan, KPU bersama PPS di desa tersebut sebelumnya sudah melakukan sosialisasi pilkada di kalangan penyandang buta tuli di daerah tersebut buat meningkatkan peran serta masyarakat. Partisipasi pemilih dari kalangan disabilitas diamati cukup tinggi dan hampir seluruh penyandang buta tuli ikut pencoblosan di lima TPS berbeda.
"Dari TPS kita terdapat sekitar 10 pemilih dari kalangan disabilitas. Di TPS yang lain juga ada, jumlahnya bervariasi," kata Sudarsana.
Dia menyampaikan pihaknya tak menemukan banyak hambatan dalam berkomunikasi dengan kalangan penyandang disabilitas di desa tersebut. "Kebetulan kita telah terbiasa berkomunikasi dengan mereka. Jadi tak ada persoalan saat memberikan petunjuk proses pencoblosan," ujarnya.
Desa Bengkala memang dikenal sebagai salah sesuatu desa di Pulau Dewata yg memiliki jumlah warga buta tuli cukup banyak, tidak jarang disebut warga "kolok". Berdasarkan data PPS Bengkala, jumlah pemilih tetap di desa tersebut ketika pilkada ini mencapai sekitar 50 orang, berasal dari 22 kepala keluarga (KK).
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Bagaimana Pilkada di Kampung Bisu Tuli Bengkala Bali?

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!