Jakarta, E Heng Cuhan (29), ditemukan kira-kira pukul sepuluh malam di gudang dekat rumahnya di daerah Segamat, Johor, Malaysia. Ia ditemukan dalam keadaan dibelit ular piton seberat 140 kilogram.
Kejadian pada 4 September 1995 itu, ditandai menjadi peristiwa hitam paling tragis yg segera membuat warga di sekitar tidak nyenyak tidur. Ular raksasa, konon kerap berkeliaran dan mencari mangsa di kawasan yg banyak ditumbuhi pohon karet itu.
Dilansir My Newshub, Heng Cuhan terakhir diketahui pamit pergi ke gudang buat mematikan saklar pompa air pada pukul 8 malam. Namun 30 berselang, korban tidak kunjung kembali.
Kakaknya, E Seng Guan (32) lantas pergi menyusul ke gudang pada pukul setengah sembilan malam. Namun ia tak mendapati adiknya berada di sana.
Lalu pada pukul sepuluh malam Seng Guan menetapkan kembali mencari adiknya di gudang. Ia malah mendapati seekor ular piton yg sedang membelit dan coba menelan adiknya.
"Ular itu baru berhasil menelan kepala Heng Chuan karena tertahan oleh bahunya," ujar Seng Guan.
Ia kemudian berlari memanggil ibunya, Lim See Me (51). Mereka berdua yg akhirnya melaporkan kejadian itu kantor polisi bagi meminta bantuan.
Polisi menerima laporan itu pada pukul sebelas malam. Polisi ketika itu tak memiliki gambaran tentang kemungkinan yg bakal dihadapi. Selain karena keduanya sangat gugup. Polisi malah mengira itu cuma kejadian biasa, ular yg membelit korban dan tak sampai menelan.
Maka dalam kegelapan malam itu, lima anggota polisi diterjunkan ke lokasi kejadian. Mereka cuma berbekal senter dan sesuatu senjata M16.
Rupanya lima anggota polisi itu sangat kualahan melepaskan korban dari tubuh ular. Satu anggota polisi terpaksa memberondong 4 tembakan buat membunuh ular itu.
Namun keadaan Heng Chuan telah tidak karuan saat ular itu akhirnya berhasil dilumpuhkan. Tulang Heng Chuan sudah remuk karena dililit ular piton dengan waktu yg lama.
Lans Koperal Razib Ujang (30), salah sesuatu anggota polisi yg turut berutugas, menggambarkan bagaimana prose ular raksasa itu berusaha menelan korban. Ular itu mengeluarkan bunyi keras seperti bunyi sedotan dan sesekali menghebuskan nafas.
"Pada ketika yg sama, ular itu menggelang seperti memastikan kepala dan badan korban masuk ke dalam mulutnya," ujarnya.
Kejadian itu segera membuat takut penduduk, khususnya yg tinggal di daerah dekat kebun karet. Mereka cemas karena pasangan dari ular yg sudah dibunuh itu mulai keluar dan mencari temannya.
Sementara itu, Deputi Direktur Penegakan Departemen Perlindungan Taman Negara, Celescoriano Razond mengungkap ada beberap hal yg membuat ular menjadi agresif dan menyerang manusia. Selain karena lapar, ular itu juga merasa diganggu.
"Ular piton biasanya membutuhkan waktu yg lama buat membelit korbannya. Itu berarti seseiran masih milik waktu bagi melepaskan diri," ujarnya.
"Korban yg melihat ular sangat besar mampu terkejut dan pingsan. Jika pingsan dan terjatuh, ia mulai memudahkan ular menyerang."
Walau bukan yg pertama, kejadian yg menimpa Heng Chuan ditengarai sebagai tragedi paling tragis seekor ular piton yg memangsa manusia di Malaysia.
(War)
**Ingin berbagi keterangan dari dan buat kalian di Citizen6? Caranya mampu dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Kisah Laki-Laki yang Dimangsa Ular Piton 22 Tahun yang Lalu

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!