Pagi dan Kenangan di Pulau Ngenang

Batam -, Pasir putih dan birunya laut menghiasi pagi di Pulau Ngenang, pulau yg memang menyimpan sejuta kenangan. Kenangan buat masyarakat melayu tempo dahulu yg pernah singgah di pulau ini.

Pulau yg banyak terdapat pohon kelapa itu memang sedikit terisolasi dari pulau - pulau yang lain yg ada di Batam, Kepulauan Riau. Namun bukan berarti pulau penyimpan kenangan ini malah terlupakan untuk mereka yg pernah singgah.

Menurut Sekretaris Lurah Pulau Ngenang, Raja Arifin, yang berasal mula nama Pulau Ngenang berawal dari masyarakat melayu di Kepulauan Riau yg menganggap pulau ini sebagai tempat menyimpan kenangan semasa dahulu memadu kasih dengan kekasih tercinta.

"Bukan cuma penduduk asli yg lalu tiba ke Pulau Ngenang, tetapi juga ada yg dari Tanjung Pinang dan Bintan," tutur Arifin kepada , Selasa (14/02/2014).

Bahkan berawal dari menostalgiakan kenangan di pulau tersebut, ada sejumlah orang yg memilih menetap dan tinggal di sini. Lama kelamaan, masyarakat menyebut pulau tersebut sebagai Pulau Ngenang. Pulau yg menyimpan pesona keindahan alam bahari, terutama di pagi dan sore hari.

Namun sayang, seiring waktu, pulau tersebut terkesan asing di telinga masyarakat. Terutama secara khusus oleh masyarakat Batam generasi sekarang.

Arifin menambahkan, dari 600 hektare luas pulau, sekitar 80 persennya terdapat pohon kelapa. Dia menjelaskan, ada 200 kepala keluarga yg tinggal di Pulau Ngenang ketika ini.

Terkadang, kata dia, masih ada sejumlah mahasiswa yg tiba melakukan penelitian. Mereka juga sekaligus berwisata di pulau kenangan ini.

Perjalanan menuju pulau tersebut juga sangat gampang ditempuh. Para pengunjung cuma butuh sekitar 15 hingga 20 menit memakai perahu motor atau biasa disebut Pompong dari Pelabuham Telaga Punggur Maha, Batam.

Jadi, dengan keadaan yg masih alami, Pulau Ngenang sangat cocok untuk masyarakat bagi berwisata di sini. Sembari menikmati pagi dengan pemandangan birunya laut, sembari bernostalgia melepas kerinduan mulai kekasih.

Source : liputan6.com

Terimakasih sudah membaca: Pagi dan Kenangan di Pulau Ngenang