Pagi Sejuk di Kebun Teh Naga Hitam Kabawetan

Bengkulu -, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, menyimpan pesona keindahan alam lewat kebun teh bernama Kabawetan. Perkebunan teh seluas 1.911,7 hektare ini menyajikan hamparan hijaunya dedaunan yg elok dipandang dan sejuk bagi dinikmati, terutama di pagi hari.

Sebuah sensasi pada panorama yg indah dan kesegaran alamnya menawarkan salam pagi saat berwisata di daerah ini. Udaranya bersih dan sejuk sangat cocok buat melepas kepenatan pikiran setelah beraktivitas rutin.

Pemandangan di atas kebun teh Kabawetan pun sangat indah. Dari sini, Anda mampu melihat hamparan lembah dan Kota Kepahiang ditambah dengan pemandangan Bukit Barisan yg berbaris kokoh.

Untuk mencapai di lokasi kebun teh Kabawetan ini, kalian harus menempuh perjalanan selama tiga jam dari pusat Kota Bengkulu. Sepanjang pejalanan menembus sisi Bukit Barisan itu, kalian disuguhi panorama hutan hujan alami yg sesekali diselingi tegur sapa yg ramah dari penduduk desa.

Saat ini perkebunan teh tersebut dikelola beberapa perusahaan, yakni Taiwan Oolong Tea dan Teh Kabawetan. Ya, kebun ini memang perkebunan penghasil teh oolong, atau yg dalam bahasa Indonesia berarti 'haga hitam'.

Dalam kebudayaan Tiongkok, naga hitam terus diidentikkan dengan satu yg baik. Jika teh oolong itu diminum secara rutin, niscaya badan mulai terasa bugar dan jauh dari penyakit.

Tokoh masyarakat Kabupaten Kepahiang, Bando Amin C Kader menuturkan, perkebunan ini awalnya bernama N.V.Land Bovus Maatschaapy pada 1925 yg berkantor pusat di Sumatera Selatan.

"Pada ketika itu yg ditanam di kebun ini cuma kopi dan kina," ujar Bando di Kepahiang, Rabu, 8 Februari 2017.

Pada 1933–1936, pihak perusahaan coba menanam dan membudidadayakan tanaman teh. Sedangkan, kopi dan kina hingga kini tak ditanam lagi.

Pabrik teh kemudian didirikan pada 1935 yg lokasinya tak jauh dari perkebunan ini, tepatnya di Desa Tangsi Baru, Kabawetan dan Kampung Bogor. Di masa pendudukan Jepang, perkebunan ini diambil alih oleh pemerintahan Jepang.

Namun, perkebunan tersebut masih dikelola dengan baik dengan nama produknya 'teh kabawetan'. Di zaman kemerdekaan, perkebunan ini dahulu diambil alih pemerintah Indonesia, tapi akhirnya telantar. Pada 1965, perkebunan ini kembali hidup di bawah bendera PT Trisula Ulung Mega Surya.

"Perkebunan ini diambil alih oleh Pemda Tingkat I Bengkulu antara tahun 1975-1979, dulu diserahkan oleh Pemda kepada PT Kabawetan dan pada tahun 1980 disewakan pada PTPN XXIII dengan luas lahan keseluruhan 1.911,7 hektare. Setelah itu diserahkan pengelolaannya kepada pihak swasta," ujar Bando.

Teh oolong naga hitam dari Kepahiang ini memiliki mutu yg sangat baik. Namun, hasil produksinya tak mampu dijumpai di pasar domestik. Seluruh produksi teh oolong ini diekspor ke Taiwan.

Setiap bulan, kata Bando, sedikitnya sesuatu kontainer teh olahan kering dikirim ke negara tujuan ekspor tersebut melalui Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

Setibanya di Taiwan, teh oolong Kepahiang ini mulai diberi merek "Taiwan Oolong Tea" dan sama sekali tak ada unsur nama Kepahiang, Bengkulu, bahkan Indonesia sekali pun.

"Jadi kontribusi perusahaan teh ini hampir tak ada," ungkap mantan Bupati Kepahiang selama beberapa periode tersebut.

Tetapi jangan takut, untuk pengunjung, pihak perusahaan biasanya memberikan layanan minum teh secara gratis. Siapa pun yg tiba secara resmi, dipastikan mulai disuguhi teh naga hitam yg dipercaya mulai meningkatkan vitalitas.

Rahmadin, salah seorang pengunjung, mengaku setelah minum teh naga hitam, dirinya merasa lebih segar dan bersemangat. Meskipun cuma sesuatu cangkir kecil yg diteguknya, itu sudah cukup membuat hangat tubuh dan berkeringat di pagi hari ketika menikmati kebun teh Kabawetan ini.

"Aroma yg harum, rasa hangat yg menjalar ketika teh masuk ke tubuh kami dan efek segar serta bergairah aku rasakan setelah minum teh naga hitam ini," ujar Rahmadin.

Source : liputan6.com

Terimakasih sudah membaca: Pagi Sejuk di Kebun Teh Naga Hitam Kabawetan