Polewali Mandar -, Penambangan tak ramah lingkungan yg menyebabkan rusaknya tebing-tebing sungai dan penurunan dasar Sungai Mandar di Desa Palece dan Lekopadis, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar), selalu terjadi.
Tak cuma merusak secara fisik, warga setempat kini juga terkena imbasnya. Mereka akan kesulitan menemukan ikan endemik sungai yg sama dengan nama etnis sukunya, yakni Mandar.
Pantauan , degradasi dasar sungai dan longsornya tebing sungai mengakibatkan air sungai menjadi keruh dengan tingkat padatan terlarut lumayan tinggi. Padahal, air sungai itu oleh leluhur Suku Mandar biasa diminum segera tanpa dimasak.
"Malah hingga ketika ini kita sebagai warga yg bermukim di bantaran Sungai Mandar, masih meminum segera air yg difilterisasi secara alami oleh warga yg menjual per jeriken 10 liter seharga Rp 500," ucap Ishak Jenggot, warga Tinambung kepada , Rabu, 29 Maret 2017.
Ishak yg juga penggiat seni budaya Mandar dan pemerhati sungai mengaku penambangan pasir dengan memakai mesin dan alat berat ekskavator di Desa Palece itu ilegal dan meresahkan warga setempat. Sebab, kualitas air sungai jadi keruh dan kampung di sekitarnya terancam abrasi yg bisa mengakibatkan banjir.

"Dan ironisnya lagi, karena warga yg profesinya berburu air sungai buat dijual. Kini, mereka bukan lagi memfilter air secara alami di bawah pasir yg berada di sisi sungai. Melainkan, mereka harus menggali batu-batu sungai hingga kedalaman tertentu bagi mendapatkan sumber air bersih, dahulu dimasukkan dalam jeriken," Ishak menjelaskan.
Lantaran itu, Ishak beserta rekan-rekan komunitas seni budaya dan pencinta lingkungan di Polewali Mandar, meminta keseriusan pemerintah setempat menghentikan aktivitas tambang galian C. Kendati izin tambang dan sebagainya kini telah beralih di ranah kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar.

Sementara itu, Bupati Polewali Mandar (Polman) Andi Ibrahim Masdar mengaku heran dengan adanya perubahan kewenangan dan pengawasan tambang galian C yg kini telah dipegang oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Sulbar.
"Padahal, kami tahu bahwa aparatur sipilnya saja telah terbatas. Apalagi bagi turun dan melihat segera adanya aktivitas galian C pada lokasi warga kita yg terkena dampak," ujar dia usai menutup Festival Sungai Mandar ke-4, Selasa malam, 28 Maret 2017.
Bupati Polman pun mempertanyakan biaya besar ke ibu kota provinsi di Mamuju cuma bagi mengurus izin pertambangan. Kendati, batu dan pasir Sungai Mandar itu cuma dijual bagi membangun rumah warga.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Air Sungai Mandar Semakin Sulit Diminum Langsung

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!