Jakarta -, Abraham Lunggana atau dikenal dengan Haji Lulung memberikan dukungan kepada pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI putaran kedua. Langkah ini mendapat respons dari Ketua Umum PPP Djan Faridz, bosnya di partai politik.
Dalam Pilkada DKI, Djan dan partainya mengusung pasangan calon nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat. Dukungan itu diberikan sejak pilkada putaran pertama.
Baca Juga
Ahok Pakaikan Syal Kotak-Kotak ke Relawan Agus-Sylvi Ahok Meninjau Pembangunan Masjid Raya Jakarta Ahok: Kawasan Banjir Tinggal 80 Titik dari 2.200 Titik"Kami pecat (Lulung), tegas itu," kata Djan ketika jumpa pers di Kantor DPP PPP, Jalan Diponergoro, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2017).
Pemecatan dikerjakan terkait adanya pelanggaran AD/ART partai yg dikerjakan Lulung. Pelanggaran itu disebutkan terkait dengan sikap politik Lulung di Pilkada DKI.
"Betul sekali (pemecatan terkait dukungan Lulung kepada Anies-Sandiaga)," kata mantan Menteri Perumahan Rakyat tersebut.
Sebenarnya, kata Djan, Lulung telah diperingatkan atas sikap tersebut. Surat peringatan 1, 2, dan 3 telah dilayangkan. Namun Lulung tetapi mendukung Anies-Sandiaga.
"Puncaknya, saat dia mendeklarasikan dukungan pasangan cagub yang lain yg berbeda dari keputusan DPP, yakni dukung Ahok-Djarot," kata Djan.
Namun begitu, Djan menyatakan mulai tetap menjaga silaturahmi dengan Lulung. Ia menganggap Lulung sebagai sahabat yg telah dikenal sejak puluhan tahun.
Djan mengatakan, pihaknya tak menutup pintu seandainya nantinya Lulung berkeinginan kembali mencalonkan diri menjadi kader PPP. "Ya boleh saja (merapat lagi), bikin saja lamaran baru. Tapi kalau sekarang statusnya telah dipecat," tegas dia.
Menanggapi keputusan itu, Lulung mengaku telah mendengar kabar pemecatan. Dia pun tidak kaget mulai dipecat, sebab telah lama meminta dipecat dari PPP Djan Faridz. Namun keinginannya itu ditangguhkan oleh sang ketua umum.
"Udah lama minta dipecat sama Djan Faridz. Djan Faridz bilang udah jangan deh nanti aja. Nanti nunggu aku ke yg lain," kata Lulung.
Keinginannya buat hengkang dari partai itu lantaran adanya perbedaan sikap. Partai berlambang Kakbah itu dianggap telah tak sejalan dengan dirinya.
"Tahu kan aku tak dapat mengikuti keputusan partai dan aku bilang aku menghormati keputusan partai itu. Kalau aku tak menjalankan keputusan partai karena aku membela umat di Jakarta. Karena ada umat suaranya hampir 1 juta memilih PPP," ucap Lulung.
Dukungan Lulung kepada Anies - Sandi menyiratkan kisah lama terhadap Ahok ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dalam sejumlah persoalan, keduanya kerap melontarkan kritik pedas hingga menimbulkan pandangan konflik.
Setidaknya ada sejumlah hal yg mewarnai hubungan keduanya panas dingin. Seperti persoalan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kala itu, Ahok menyebut, ada mafia dan muatan politis di balik bandelnya para PKL hingga tidak mau direlokasi.
Lulung yg ketika itu menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dan dikenal sebagai tokoh Tanah Abang merasa tersudut atas pernyataan Ahok. Dia geram dan mendesak Ahok memeriksakan kesehatan jiwanya.
"Ahok bilang, ada oknum DPRD bermain di Tanah Abang, sekarang aku bilang, aku jawab nih, Wakil Gubernur harus diperiksa kesehatan jiwanya. Karena selama ini ngomongnya terus sembarangan," ujar Lulung, pada 25 Juli 2013.
Namun Ahok dengan tegas membantah pernah menyebut nama Lulung dalam pernyataannya soal pembeking PKL Tanah Abang. Untuk mencairkan suasana, Ahok pun menelepon Lulung. Keduanya dahulu terlibat dalam percakapan yg berujung pada tawaran buat ngopi bareng dari mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Selain itu, masalah banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, juga memantik perseteruan keduanya. Ahok ketika itu menyebut banjir mulai tetap melanda kawasan tersebut selama warganya tidak direlokasi.
Pernyataan Ahok itu ditanggapi Lulung sebagai ungkapan pesimistis. Lulung lantas meminta mantan bupati Belitung Timur itu bagi mundur jabatannya.
Persoalan masih berlanjut. Ahok menilai Lulung cuma tengah mencari cara buat melengserkannya. "Itu namanya cari-cari ajalah supaya gimana cara mecat Ahok gitu," cetus Ahok 4 Februari 2014 lalu.
Lulung pun masih menanggapi. Ia meminta Ahok tak marah atas kritikannya. Sebab, kritik itu diberikan terkait posisinya sebagai anggota DPRD yg yaitu pengawas Pemprov DKI.
"Saya kan pengawas dia, jadi jangan marah. Ahok harus sabar dong," pinta Lulung, pada 4 Februari 2014.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Dulu Lawan Ahok, Lulung Kini Berseteru dengan Djan Faridz

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!