Jakarta -, Tema luar angkasa dalam film-film berjenis fiksi ilmiah telah bukan barang baru lagi di mata para penonton. Genre ini makin menarik setelah ditambah unsur ketegangan seperti dalam Gravity dan Alien. Kini, sebuah film berjudul Life berusaha bagi meracik kedua unsur itu.
Dibintangi oleh Jake Gyllenhaal, Rebecca Ferguson, dan Ryan Reynolds, Life menyuguhkan beragam nuansa dari film-film bertema ruang angkasa yg telah ada. Film ini juga memadukan sisi persahabatan layaknya The Martian yg dirilis pada 2015 lalu.

Namun, bukan hal-hal menyejukkan dan menghangatkan jiwa seperti The Martian yg disuguhkan dalam Life. Film ini memiliki kekuatan dalam memunculkan makhluk misterius yg menjadi mimpi buruk para astronot di sepanjang ceritanya.
Kisahnya bermula saat enam orang astronot dipilih buat ditempatkan di stasiun luar angkasa internasional. Pada awalnya mereka bersemangat dan berbagi kehangatan di ruang angkasa. Terlebih saat robot penjelajah menemukan bukti pertama yg menandakan kehidupan di Mars.

Para astronot dahulu terbuai oleh kesuksesan mereka dan akan mencari cara agar bibit organisme yg ditemukan mampu hidup. Namun, mereka tak menyadari bahwa bibit makhluk asing yg mereka temukan ini menjadi ancaman besar buat umat manusia di atas bumi.
Berbekal cerita tersebut, penonton mulai dibawa kepada ketegangan yg sulit buat dihindari selama film ini diputar. Life menjadi sebuah karya film fiksi ilmiah yg sanggup membuat penonton tidak tersenyum, tertawa, atau bernapas lega sejak hal-hal mengerikan dimulai. Film ini sudah datang di bioskop Indonesia.
Life berhasil memainkan emosi para penonton. Bagi yg belum membaca sinopsis atau menonton trailer film ini, tentunya mulai terkecoh dengan rangkaian adegan awal film ini. Atmosfer layaknya film The Martian berhasil dibangun cukup baik oleh sutradara.
Begitu pun saat organisme yg ditemukan memiliki bentuk imut dan seolah bersahabat. Nuansa kekeluargaan sangat terasa hingga pada ahirnya, sesuatu momen menimbulkan rangkaian adegan mengerikan bak mimpi buruk di tengah malam.

Di situlah kelebihan Life. Atmosfer yg berbalik arah secara ekstrem, memberikan sensasi baru dalam menikmati genre fiksi ilmiah. Bahkan dari sesuatu adegan ke adegan lainnya, suasana mencekam dalam film ini semakin besar. Bahkan, ruang bagi bernapas dari ketegangan pun tidak diberikan dalam jumlah banyak.
Satu hal yg juga membuat film ini terasa istimewa adalah penggambaran kehidupan di ruang angkasa yg terasa cukup akurat. Bahkan, detail dua interior layaknya sebuah stasiun luar angkasa, digambarkan secara terperinci. Membuat kami memahami apa saja yg tersedia di hampir setiap sudut stasiun luar angkasa.

Dari segi akting jangan ditanya lagi. Bergabungnya Jake Gyllenhaal, Rebecca Ferguson, dan Ryan Reynolds di dalam film ini sukses menghidupkan skenario yg diracik Rhett Reese dan Paul Wernick. Meskipun tak banyak bicara, namun makhluk yg menjadi sosok antagonisnya sanggup membuat kalian benci setengah mati.
Life barangkali membuat sebagian penonton kesal tidak cuma dari bagaimana akhir dari setiap adegan menegangkan ditampilkan. Namun, ada banyak hal yg seolah dipaksakan hingga makhluk mengerikan dalam film ini sukses menjadi sosok yg sangat tangguh dan kuat.
Meskipun tahapan makhluk dalam film ini berevolusi digambarkan secara ilmiah, namun rasanya masih banyak penjelasan yg membuat konsep seperti ini masih terasa sangat fiktif. Sehingga, ada kesan bahwa cepatnya perkembangan makhluk mengerikan ini terlalu dibuat-buat.

Bahkan, ikatan emosi yg terlalu tiba-tiba dari sesuatu karakter kepada makhluk ini juga terlalu mengada-ada, seolah tingkat kewaspadaan segala karakter sama sekali nol. Alhasil, terdapat dua adegan yg justru membuat kami jengkel dengan para astronotnya.
Beberapa yg menggambarkan kecerdasan berlebih dari makhluk dalam film ini juga kurang dikemas secara rapi dan seimbang. Di sesuatu sisi kami melihat terkadang makhluk ini masih kurang pintar, tapi di sisi yang lain ia seolah lebih pintar melampaui segala teknisi kapal angkasa di Bumi.

Lalu, bumbu humor dan drama emosional antar karakter di sepanjang film juga kurang digali lebih dalam, sehingga interaksi sesuatu karakter ke yg lainnya terasa agak hambar. Life juga memberikan sebuah twist atau kejutan skenario yg rasaya telah mampu ditebak atau setidaknya terlintas di dalam benak kita.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Life, Mimpi Buruk Para Astronot yang Bikin Emosi Naik Turun

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!