Jakarta, Generasi tahun 90-an mungkin kini tengah bernostalgia dengan masa lalu, nongkrong di depan televisi dan bersemangat begitu riff gitar lagu tema Power Rangers akan membahana. Ya, lima jagoan warna-warni ini kini bereinkarnasi ke sebuah film layar lebar dalam versi terbaru.
Seperti aslinya, Power Rangers masih mengambil tempat di sebuah kota fiktif bernama Angel Grove. Di sebuah SMA di kota ini, lima remaja yg tidak saling akrab bertemu di ruang hukuman.

Mereka adalah Jason (Dacre Montgomery) bintang football yg kerap ambil resiko, Kimberly (Naomi Scott) si gadis populer bertemperamen keras, serta Billy (RJ Cyler) siswa cerdas penyandang autisme. Selain ketiganya, ada Trini (Becky G) si anak pindahan penyendiri yg terus bicara sinis dan Zack (Ludi Lin) lelaki bandel yg doyan bertindak nekat dan gila-gilaan.
Kelimanya bertemu lagi dalam sebuah peristiwa di tambang tua. Karena keteledoran Billy dan kenekatan Zack, kelimanya mendapat lima buah koin dengan warna berbeda, yg memberikan mereka kekuatan super.
Penasaran, kelima remaja ini lantas kembali ke tambang tua tersebut. Di sana, mereka malah terjebak dalam sebuah pesawat luar angkasa, dan bertemu makhluk ganjil yg mengaku bernama Alpha 5 dan Zordon—yang berbentuk wajah raksasa di dinding.

Kelimanya, dilatih buat menerima kekuatan Power Rangers—termasuk zirah dan Zords alias robot besar yg bakal mereka tunggangi. Tujuannya satu, mengalahkan penjahat kejam Rita Repulsa yg ingin menguasai kekuatan besar yg terpendam di Angel Grove.
Hanya saja, latihan mereka justru menemui jalan buntu. Padahal, Rita Repulsa makin menyempurnakan kebangkitannya.
Mampukah Power Rangers menyelamatkan Angel Grove dan bumi?
Menyaksikan film Power Rangers versi ini, jelas banyak kesamaan dengan serial aslinya yg membuat film ini terasa begitu familiar. Selain nama para tokoh dan lokasi kejadian, film ini juga tergolong sangat ringan, mirip dengan serial beberapa dekade lalu.
Namun, film Power Rangers tidak lantas cuma jadi sekadar ajang nostalgia buat generasi 90-an. Film ini tidak seringan serial dari tahun 90-an yg memang ditargetkan buat anak-anak. Kali ini, fokusnya lebih pada sisi psikologi remaja, dalam sejumlah keadaan yg berbeda. Termasuk para remaja dengan keadaan yg selama ini tidak terlalu banyak diangkat dalam film, yakni penyandang autisme dan LGBT.

Sementara itu, kelima tokoh yg ada dalam film ini juga terbilang cukup berwarna. Tak cuma soal kelima Ranger yg berasal dari etnis yg berbeda, namun juga soal latar belakang mereka dan semua permasalahan yg mereka hadapi. Hal yang lain yg cukup menyenangkan, adalah sutradara Dean Israelite menakar agar kelima tokoh ini ditampilkan secara relatif berimbang.
Sepanjang film berdurasi sekitar beberapa jam ini, ada sejumlah twist yang—bisa jadi—bakal membuat penggemar serial aslinya kaget. Terutama, soal latar belakang Zordon dan Rita Repulsa.
Meski cukup banyak hal yg terbilang menyenangkan, ada juga sejumlah hal yg membuat kening berkerut selama menyaksikan film ini. Yang paling terasa, adalah keberadaan iklan yg terlalu mencolok. Penonton seakan ditampar-tampar dengan product placement yg terasa begitu vulgar.
Selain itu, film ini juga memiliki sejumlah kejanggalan dan pertanyaan yg tidak terjawab hingga di akhir film. Seperti soal siapa yg membantu kelima remaja ini dalam sebuah kecelakaan fatal.

Sementara itu, film Power Rangers yg lebih berfokus pada dinamika dalam kelompok Jason dkk, mungkin mulai membuat sebagian penonton merasa sebal. Pasalnya, porsi drama dalam film ini memang sedikit banyak menggusur bagian laga dalam film ini.
Jadi, apa hal-hal ini lantas menyurutkan keinginan Anda menonton film Power Rangers? Bila tidak, maka pastikan Anda mulai tetap berada di tempat duduk sampai credit title berakhir. Ya, telah dapat ditebak, mulai ada adegan post-credit yg cukup utama dan menjadi petunjuk film Power Rangers selanjutnya.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Power Rangers: Lebih dari Sekadar Nostalgia untuk Generasi 90-an

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!