Surabaya -, Pagi itu terdengar alunan lagu keroncong "Semanggi Suroboyo" di salah sesuatu sudut Pasar Karang Menjangan, Kota Surabaya, Jawa Timur. Sesuai liriknya, tembang itu telah jelas mewakili cita rasa menikmati Semanggi Suroboyo, salah sesuatu kuliner andalan Kota Pahlawan.
Sebagian warga mengakui Semanggi Suroboyo semakin langka. Tak mengherankan, bila ketika ini sulit menemui penjual kuliner yg tergolong macam sayur kudapan tersebut.
Mungkin karena semakin langkanya bahan baku makanan ini juga. Sesuai dengan namanya, bahan baku kuliner yg sesuatu ini adalah daun semanggi. Sejenis tanaman paku air yg biasa ditemukan di pematang sawah dan saluran irigasi. Namun di Surabaya ketika ini lahan-lahan tersebut telah banyak tergeser.
Saat ini, menurut Sumiyanti (43) penjual semanggi yg ditemui , bahan baku makanan semanggi cuma ada di kawasan Benowo, Surabaya.
"Lahannya daun semanggi ini cuma ada di Desa Kendung, Benowo. Kalau di sana memang masuk wilayah pinggiran Surabaya dan betul berbatasan degan Gresik," ucap perempuan yg memiliki beberapa putra ini, Minggu 19 Maret 2017.
Dilihat dari isinya, semanggi tergolong makanan yg sangat sederhana juga menyehatkan. Disantap pagi hari usai jalan sehat sangat pas. Apalagi dinikmati siang hari ketika Kota Surabaya yg cuacanya dua hari terakhir kerap diselimuti mendung, rasa semanggi juga terasa istimewa.
Lebih tepat lagi semanggi ini bersanding dengan minuman seperti sinom, beras kencur atau teh hangat. Terasa lebih nikmat pula bila makan siang bersama keluarga besar.
Semanggi ini sepintas memang perwajahannya bentuknya mirip pecel. "Tapi kalau semanggi ini cuma dinikmati sayurnya bersamaan dengan kecambah dan bumbunya yg bahannya terbuat dari ketela rebus dengan petis dan gula merah," tutur penjual semanggi gendongan tersebut.
Menurut dia, Semanggi Suroboyo bila disajikan bersama lontong seperti pecel, cuma variasi rasa.
Bedanya, pecel biasa disajikan dengan lauk seperti tempe, tahu, atau yg mendampingi nasi. "Namun, semanggi tidak, kudapan ini bukan lauk karena tidak disajikan bersama nasi atau lontong," tutur Sumiyanti atau akrab disapa Sumi.
Bicara rasa bumbu, Semanggi Suroboyo cenderung manis. "Kalau ingin pedas tinggal tambahkan saja sambal yg telah disiapkan," kata Sumi.
Seperti pecel, kudapan semanggi ini juga biasa disebut Pecel Semanggi. Tetapi bumbu penting semanggi ini adalah rebusan ketela rambat yg dilumat dengan kacang tanah, gula merah, dan petis. Sambal cabai dibuat secara terpisah.
Cara menyajikan Semanggi Suroboyo pun tergolong ndeso alias tradisional. Penjual Semanggi lebih mengutamakan daun pisang dilapisi kertas bungkus cokelat buat menyajikannya.
Ya, pincuk nama tempat itu yg dilipat segitiga dan buat memakannya tanpa sendok ataupun garpu. Sebagai pengganti sendok adalah Kerupuk Puli, kerupuk yg terbuat dari beras dan juga dapat dengan daun pisang itu sendiri.
"Sajian daun semanggi ini selalu dicampur pada ketika hendak dihidangkan karena bahan utamanya telo (ketela)," ujar perempuan yg mengaku bermodal Rp 150 ribu bagi setiap berjualan Semanggi Suroboyo ini.
"Dan seandainya ingin rasa pedas, tentunya ditambah dengan sambal yg pedas, tetapi tanpa meninggalkan rasa yg didominasi rasa manis ketela," Sumi menambahkan.
Sangat sulit menemui penjual semanggi gendongan. Kadang kala mereka ada di Taman Bungkul, atau di sejumlah Pujasera seperti di Jalan Diponegoro 56, Surabaya.
Buat menikmati kuliner Surabaya tersebut, harga yg ditawarkan cukup bervariatif. Bahkan, sangat ramah dengan kantong pembeli. Satu porsi dibanderol Rp 7.000 hingga Rp 10 ribu.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Sarapan Pagi Nikmat dengan Sepincuk Semanggi Suroboyo
Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!