idaraya

Semangat Pagi, Tari Topeng Losari Menolak Mati

Semangat Pagi, Tari Topeng Losari Menolak Mati

Bandung -, Guyuran hujan turun sejak siang hari tak menghalangi terselenggaranya pergelaran aneka ragam seni Jawa Barat yg menampilkan tari topeng Losari di teater tertutup Taman Budaya Jawa Barat. Salah sesuatu tari topeng khas Cirebon itu berhasil memukau ratusan penonton.

Tari topeng Losari yg telah ada sejak empat abad dulu itu dibawakan dengan ciri khasnya oleh Noor Anani Maska Irman. Seniman tari topeng Losari yg yaitu generasi ketujuh trah segera penari topeng Losari atau disebut juga Dalang Topeng Losari.

Tari topeng yg disajikan berbeda dengan tari topeng dari wilayah Cirebon lainnya yg lebih mengedepankan watak perkembangan sifat manusia yg menjurus ke nilai filosofs. Tari topeng Losari ini justru lebih mengedepankan penokohan dari cerita Panji.

Dimulai dengan tari Panji Sutrawinangun, dengan menampilkan penari Eza Kusuma Puteri. Lalu, tari Patih Jayabadra yg dibawakan penari Hemalia Dewi Karunia Puteri, Fitriani Rachmawati dan Bintang Adi Lukito.

Setelah itu penari Irfan Handrian tampil membawakan tari Jinggananom. Tarian ini mempunyai karakter kasar, sebagaimana diketahui Jingganom adalah seorang patih dari negara Bawarna, kedok yg dipergunakan adalah kedok tokoh Jingganom yg berwajah kasar. Selain itu ada tari rampak Klana Bandopati yg ditarikan oleh Dede Rizky Maulana, Sylvia Nurfaliana, Linda Aprilia, Nafla Syakira, Arindisa dan Qorry Ashifa Yulandar.

Di atas panggung dengan sorotan lampu kuning, Nani menari dengan mata tertutup. Dia menari Klana Bandopati, tarian yg berkarakter kuat, gagah dan kasar sehingga membutuhkan stamina yg baik. Dia juga tak mempedulikan penonton apakah jumlahnya banyak atau sedikit. Hal itu bermakna bahwa menari lebih kepada berdoa bagi Tuhan, tubuh, dan bumi.

Para penjaga Tari Topeng Losari ( / Huyogo Simbolon)

Jelang berakhirnya acara pada pertengahan April itu, penonton akan memberikan uang sawer. Ada uang kertas dan uang koin. Para penari pun mengumpulkannya. Tak lama berselang, Nani menari kembali hingga tarian terakhirnya itu disambut tepuk tangan meriah dari para penonton.

Nani & Sanggar Purwa Kencana

Nur Anani Maska Irman masih berada di atas panggung. Wajahnya berseri-seri sambil menyalami penonton yg merangsek naik begitu acara usai.

Nani lahir di Cirebon, Jawa Barat, 5 Juni 1977. Sosok ramah dan hangat itu menempuh pendidikan sarjana tari di STSI Bandung pada tahun 2002. Nani adalah cucu pertama Mimi Dewi yg pada tahun 70-an membawa tari topeng Losari ke puncak ketenarannya bersama sang adik, Mimi Sawitri.

Para penjaga Tari Topeng Losari ( / Huyogo Simbolon)

Sebagai cucu dari dalang topeng Losari, Nani berusaha keras mempertahankan tradisi tari yg telah mengalir antar generasi tersebut. “Tari topeng Losari itu lebih ke ritual,” ucap Nani.

Diakui Nani, tantangan terbesar dalam melestarikan tari topeng Losari adalah keinginan dari diri sendiri. “Artinya kalian harus milik strategi supaya tari topeng Losari mampu dikenal masyarakat luas. Karena kalau melihat sekarang ini telah era modern. Jika kami tak milik kemampuan memotivasi diri, kami dan sanggar artinya kalian telah mati."



Source : liputan6.com

Terimakasih sudah membaca: Semangat Pagi, Tari Topeng Losari Menolak Mati

idaraya

Share this

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!

list emo
Terimakasih atas komentar Anda di " Semangat Pagi, Tari Topeng Losari Menolak Mati "