Jakarta, Film The Last Word dibuka dengan fragmen kehidupan wanita tua bernama Harriet (Shirley MacLaine) yg hampa, meskipun sebenarnya ia kaya raya. Tak hanya itu, ia juga hampir mati bosan. Maklum saja, di masa muda ia dikenal sebagai wanita karier aktif, sementara di usia senja ia bengong saja di sudut rumahnya. Jadilah, ia lebih banyak "merusuhi" pekerjaan koki dan tukang kebun pribadinya.
Sampai kemudian, ia membaca obituari yg ditulis oleh Anne (Amanda Seyfried). Satu pikiran nyeleneh terbersit di benak Harriet. Ia ingin Anne menuliskan obituarinya, sebelum ia dipanggil Yang Maha Kuasa.
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1569362/original/096304900_1492430139-Photo_by_Katrina_Marcinowski_-_Amanda_Seyfried_in_The_Last_Word__2017_.jpg)
Melihat hidup orang-orang kurang ajar mampu ditulis Anne dengan gemilang, ia percaya hidupnya yg membosankan ini juga mampu diubah menjadi sedemikian menggugah. Dan nenek-nenek tukang atur ini tidak ingin orang menulis obituari ketika ia tidak lagi mampu merevisi tulisan tersebut.
Kedudukan Harriet yg terpandang di kantornya membuat Anne tidak mampu menolak permintaan aneh ini. Masalahnya, orang-orang yg ia datangi tidak bersedia memberinya sesuatu hal baik pun tentang Harriet.
Tak ada jalan lain, di usia senjanya Harriet kemudian membuka lembaran baru dalam hidupnya. Mulai dari menolong anak bermasalah hingga bereksperimen dengan gaya hidup anak muda kekinian. Yang tidak ia sangka-sangka, ternyata ternyata perjalanan ini tidak cuma memberinya bahan buat obituari, tapi juga sebuah petualangan dan persahabatan.
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1569364/original/002822500_1492430274-___Bleecker_Street_-_Shirley_MacLaine_in_The_Last_Word__2017_.jpg)
Film The Last Word, memasang nama-nama besar di Hollywood, yakni Amanda Seyfried dan Shirley Maclaine. Namun harus diakui, Shirley Maclaine adalah magnet penting dalam film ini.
Sebenarnya, mudah saja kesal pada sosok Harriet, nenek tua menyebalkan yg hobi mengatur plus sedikit rasis. Namun di tangan Shirley Maclaine, peran ini malah dapat jatuh sebagai sosok yg mengundang simpati. Ia dapat menyeimbangkan ketika menampilkan "cangkang" Harriet sebagai sosok yg keras, namun juga piawai menunjukkan sisi rapuh dan kekosongan yg dirasakan karakter ini.
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1569361/original/076011200_1492430108-Photo_by_Beth_Dubber_-_Shirley_MacLaine_in_The_Last_Word__2017_.jpg)
Sementara itu, meskipun berbicara tentang kematian, The Last Word sesungguhnya yaitu film yg ringan, mengundang tawa, dan gampang dicerna. Dalam film ini, komedi tidak cuma diposisikan sebagai bumbu, tetapi juga hidangan pendamping dalam drama yg disajikan di film ini. Terutama dengan keberadaan Brenda (AnnJewel Lee Dixon), gadis kecil bermulut kasar yg berkali-kali mencuri perhatian dengan kehadirannya.
Dan rasanya gampang saja menangkap pesan yg ingin disajikan dalam film yg mulai tayang di jaringan bioskop Cinemaxx dan CGV Blitz pada Rabu (19/4/2017) mendatang ini. Yakni, tidak ada kata terlambat bagi memulai lembaran hidup baru.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: The Last Word: Merayakan Kematian dengan Tawa

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!