Istanbul -, Hari ini, tepat 1 Mei 2017, jutaan buruh, pekerja, kelas proletar --serta apapun sebutan yg digunakan buat mengidentifikasi golongan individu penerima upah-- merayakan Hari Buruh Internasional.
Jutaan pula yg mengidentifikasikan dirinya sebagai buruh, melimpah ruah di ruas jalan arteri sejumlah kota besar di sudut dunia, melaksanakan demonstrasi, guna menuntut hak, kesejahteraan pekerja, peningkatan batas upah minimum, dan menuntut penghapusan outsourcing (sistem kerja kontrak).
Baca Juga
Demo Buruh di Berbagai Negara Asia Demo Rusuh dan Mogok Massal Lumpuhkan Sejumlah Kota di Brasil Demo Venezuela, Ribuan Orang Bentrok Dengan Polisi dan TentaraSejumlah isu itu jadi langganan agenda peserta aksi pada Hari Buruh Dunia.
Perayaan yg juga lazim disebut 'May Day' itu tidak jarang berlangsung rusuh, yg ditandai dengan pembakaran, blokade jalan, hingga bentrok dengan aparat keamanan. Namun, sejumlah aksi juga dilaporkan berlangsung damai.
Berikut kilas 'May Day' di dua sudut dunia, seperti yg dirangkum kanal Global dari berbagai sumber (1/5/2017).
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1581467/original/078030300_1493639906-800__6_.jpeg)
Polisi di Istanbul menahan lebih dari 70 orang yg coba menerobos masuk ke wilayah steril demonstran di Taksim Square.
Lokasi alun-alun yg yaitu ikon kota Istanbul, sekaligus menjadi titik pusat demonstrasi anti-pemerintah dalam Arab Spring -- itu dinyatakan sebagai wilayah bebas demonstran oleh aparat kepolisian.
Dilaporkan, organisasi buruh Istanbul berencana melakukan demonstrasi anti-pemerintah di alun-alun Taksim, seperti yg diwartakan Associated Press, Senin (1/5/2017).
Namun, aksi tersebut berhasil dikendalikan aparat.
Bagi kelompok buruh Turki, Alun-Alun Taksim memiliki nilai simbol perjuangan kelas pekerja.
Pada tahun 1977, peristiwa penembakan terhadap kelompok buruh yg sedang melakukan demonstran, menewaskan 34 orang.
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1581468/original/030091400_1493640147-Cambodia_May_Day_Hand.jpg)
Polisi huru-hara memperhatikan dengan seksama sekitar 1.000 buruh garmen --yang melaksanakan demonstrasi di luar batas wilayah yg sudah ditentukan-- melakukan long march menuju Komplek Parlemen Kamboja buat mengatakan petisi penaikan batas upah minimum dan kebebasan berserikat.
Peserta aksi menuntut kenaikan upah bulanan dari US$ 153 atau setara dengan Rp 2 juta menjadi US$ 208 atau setara dengan Rp 2,7 juta, seperti yg diwartakan AP.
Sementara bagi kebebasan berserikat, para buruh menyatakan dukungan terhadap partai oposisi pemerintah. Dukungan itu dinilai bisa menggoyang posisi Hun Sen yg sudah lama menduduki kursi kekuasaan tertinggi Kamboja.
Para peserta aksi berhadapan muka dengan polisi huru-hara berperalatan lengkap. Tensi sempat meninggi dari kedua kubu akibat provokasi lisan dan gestur.
Akan tetapi, kehadiran perwakilan parlemen yg meladeni para buruh dan menerima petisi berhasil meredakan tensi.
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1581470/original/058884200_1493640364-Greece_May_Day_Hand.jpg)
Sekitar ribuan pendemo yg berasal dari Perserikatan Buruh Yunani berkumpul di Athena, menuntut isu tentang pemberian kredit oleh lembaga simpan-pinjam dan isu pengangguran.
Para buruh merencanakan demo hingga 17 Mei 2017 buat mendesak pemerintah agar menyelesaikan kedua isu tersebut.
Sejumlah atase pemerintah dilaporkan mulai bertemu dengan para buruh buat membicarakan kedua hal tersebut, seperti yg diwartakan AP.
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1581471/original/054252400_1493640561-Philippines_May_Day_Hand.jpg)
Sekitar ribuan aktivis kiri dan buruh melakukan orasi dan long march. Mereka menuntut kenaikan upah minimum dan sistem kerja kontrak yg dianggap merugikan kelas pekerja.
Tak cuma isu perburuhan, peserta aksi juga menuntut penyelidikan pembunuhan ekstra-yudisial yg didalangi oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada perkara pembantaian pelaku narkotika yg terjadi pada dua pekan lalu.
Mereka juga mendesak agar Presiden Duterte menolak undangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bagi hadir di Gedung Putih, seperti yg diwartakan AP.
Ribuan peserta aksi memaksa menerobos barikade polisi huru-hara buat masuk ke wilayah Kedutaan Besar Amerika Serikat yg dinyatakan steril dari wilayah demonstran.
"Kami tidak ingin kebijakan Amerika Serikat yg berorientasi 'America First' nantinya merugikan negara miskin seperti Filipina. Kami tidak ingin Duterte bergaul dengan Trump dan menekan negara kami," kata Venzer Crisostomo, pimpinan aksi protes, seperti yg dikuti AP.
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1581472/original/097721500_1493640757-Russia_May_Day_Hand.jpg)
Aksi Hari Buruh Dunia di Moskow dilaporkan kondusif dan mampu dikendalikan oleh aparat kepolisian, seperti yg diwartakan Press TV Iran.
Sejumlah peserta aksi memegang spanduk bertuliskan 'for decent work, salary, and life' -- buat kerja, gaji, dan kehidupan yg lebih baik.
Bendera palu arit berlatar warna merah, yg menyerupai bendera Uni Soviet, tampak berkibar di lokasi demo.
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1581473/original/037818800_1493640903-South_Korea_May_Day_Hand.jpg)
Peserta aksi di Seoul, Korea Selatan, melakukan long march dengan membawa payung merah dalam rangka perayaan Hari Buruh Dunia. A
ksi itu diselenggarakan oleh Korean Confederation of Trade Unions (KCTU). Menurut laporan, aksi tersebut berjalan kondusif, seperti yg diwartakan Press TV Iran.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Begini Situasi Demo Hari Buruh di 6 Negara, Damai atau Rusuh?

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!