Medan -, Pasca-aksi unjuk rasa yg dikerjakan ratusan penarik becak bermotor (bentor) di Kota Medan, Sumatera Utara, ratusan pengendara Go-Jek menggelar aksi sweeping di kawasan Jalan Stasiun. Tepatnya di Stasiun Besar Kereta Api Medan.
Dalam aksi sweeping yg dikerjakan ratusan pengendara Go-Jek, sempat terjadi perselisihan. Akibatnya, para pengendara Go-Jek nyaris bentrok dengan para pengendara bentor.
Seorang pengendara Go-Jek bernama Taufik mengatakan, aksi sweeping yg dikerjakan mereka terkait adanya keterangan yg beredar di grup Whatsapp tentang kekerasan terhadap rekan mereka. Info menyebutkan, rekan mereka diberhentikan dulu dihajar dan kemudian helmnya dirusak.
"Infonya tadi pagi. Begitu mampu info, kalian segera sweeping," kata Taufik, Rabu, 22 Februari 2017.
Saat berada di depan Stasiun Besar Kereta Api Medan, ratusan pengendara Go-Jek segera menghampiri para penarik bentor yg sedang mangkal bagi mempertanyakan kebenaran info tersebut. Merasa tak senang, para penarik bentor protes. Dalam protes itu, sesuatu bentor diduga dirusak massa.
"Tadi rame mereka datang, itu becaknya tampaknya dirusak mereka," kata seorang penarik betor, Perbet, yg melintas di lokasi kejadian.
Melihat kericuhan, petugas kepolisian yg berada di lokasi sempat turun tangan menenangkan kedua kubu. Namun, kehadiran polisi dianggap dulu kedua kubu sehingga penarik bentor dan pengendara Go-Jek nyaris bentrok.
"Sudah diamankan, seorang pengendara bentor dan pengemudi Go-Jek yg dipecahin helmnya telah dibawa ke Polres guna proses hukum," kata Perbet.
Sebelumnya, kehadiran layanan transportasi berbasis aplikasi menimbulkan keresahan di kalangan penarik bentor di Kota Medan, Sumatera Utara. Sebagai bentuk penolakan, ratusan penarik bentor berunjuk rasa di Kantor Wali Kota Medan, Jalan Maulana Lubis.
Dalam unjuk rasa, ratusan penarik bentor yg tergabung dalam Solidaritas Angkutan dan Transportasi Umum (SATU) mendesak Pemerintah Kota (Pemko) Medan menghentikan operasional transportasi berbasis aplikasi online, karena dianggap sebagai pemicu berkurangnya pendapatan mereka.
"Saat ini, banyak dari kita kehilangan mata pencaharian. Padahal kita resmi sebagai angkutan umum," kata Koordinator Umum SATU Johan Merdeka, Selasa, 21 Februari 2017.
Selain mendesak Pemko Medan, kata Johan, pihaknya juga mulai melakukan hal sama kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, sekaligus menuntut dibukanya akses jalan yg selama ini dilarang dilewati angkutan umum, tapi bisa dilewati oleh angkutan berbasis aplikasi online.
"Kita minta Pemprovsu dan Pemko Medan memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi operasional kalian selaku angkutan umum," kata Johan.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Panas Dingin Relasi Pengendara Go-Jek dan Penarik Bentor di Medan

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!