New York -, Dampak merokok sudah terbukti tidak mengurangi biaya kesehatan suatu negara. Amerika Serikat termasuk yg gencar menyadarkan warganya mulai bahaya dan biaya rokok.
Siapa sangka, ternyata di negeri Paman Sam itu, rokok malah pernah sengaja ditujukan kepada para perokok muda, bahkan kepada anak-anak.
Dikutip dari All That is Interesting pada Kamis (16/2/2017), Horation Alger, yg menjadi pencerita "Ragged Dick" (1868), mungkin menawarkan penjelasan paling cermat tentang epidemi kontemporer yg tak terbayangkan pada Abad ke-21, merupakan ketagihan anak-anak kepada rokok.
Dalam catatan setelah selesainya Perang Sipil itu, Alger menuliskan, "Kaum pria kadang dirugikan oleh merokok, tetapi anak-anak lelaki terus (dirugikan)."
Ketika menuliskan itu, ia merujuk kepada anak-anak penjaja koran dan jasa semir sepatu yg rentan melakukan kebiasaan tersebut.
"Paparan pada dingin dan kelembaban, mereka mendapati bahwa merokok menghangatkan, dan diikuti dengan memanjakan diri."
"Tidak jarang melihat seorang anak lelaki yg masih terlalu kecil buat dilepaskan dari pengawasan ibunya, terlihat merokok dengan puas seperti seorang perokok kawakan."
Beberapa dekade terakhir Abad ke-19 mempermudah anak-anak Amerika mendapatkan rokok karena produksi berbantu mesin sebenarnya sudah ikut andil dalam peningkatan konsumsi rokok secara nasional.
Sementara itu, kurangnya aturan tentang tenaga kerja anak menyebabkan anak-anak Amerika, terutama yg ada di pusat-pusat kota, hidup jauh dari rumah dan tanpa pengawasan. Misalnya seperti para anak-anak penjaja koran dan penyemir sepatu yg kemudian bebas bereksperiman dengan merokok.
Di awal Abad ke-20, pemerintah Amerika Serikat benar-benar pro merkokok dan, misalnya, meluputkan tembakau dalam peraturan Food and Drug Act of 1906.
Rokok pun diikutkan sebagai jatah perbekalan para tentara dalam Perang Dunia I. Apalagi kanker paru-paru ketika itu cuma mampu didiagnosa setelah kematian dan risko segera pada kesehatan karena merokok masih belum jelas.
Bahkan, setelah legislasi tentang tenaga kerja anak setelah masa Depresi Besar pun, risko kesehatan merokok masih belum dianggap, cenderung diabaikan. Legislasi tersebut memang melarang anak bekerja dan mendekatkan mereka kepada para pengasuhnya.
Baru setelah penelitian utama Surgeon General pada 1964 opini publik akan bergeser walau cuma sedikit. Misalnya, iklan rokok di televisi masih berlanjut hingga 1971, bahkan pada jam saat anak-anak masih bangun. Tapi, angka merokok pada orang dewasa dan anak-anak selalu turun sejak ketika itu.
Foto-foto lawas tentang anak-anak yg merokok menangkap bukan saja saat-saat naĂŻf. Bukan cuma di Amerika Serikat, tapi, di segala dunia, foto-foto itu menegaskan masa di mana anak-anak yg melakukan kebiasaan itu malah diterima, bukan ditentang.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Sejarah Kelam Industri Rokok AS Membidik Anak-Anak

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!