idaraya

Said Aqil Siradj: Jangan Gunakan Agama untuk Tujuan Politik

Said Aqil Siradj: Jangan Gunakan Agama bagi Tujuan Politik

Jakarta -, Sangat berbahaya bila persoalan agama dibesar-besarkan, bahkan dijadikan faktor penyekat atau pemisah buat warga sebangsa dan setanah air. Padahal, founding fathers atau para pelopor bangsa yg di dalamnya termasuk dua ulama dan pemuka agama sudah sepakat menjadikan Indonesia sebagai negara kebangsaan. Hal ini dikemukakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj.

"Mereka sepakat bahwa Indonesia itu nation atau negara kebangsaan atau dalam Bahasa Arab, Darussalam, negara yg damai. Semua warga bangsa diberlakukan sama tak pandang agama dan sukunya apa, semuanya adalah saudara sesuatu bangsa sesuatu warga," ucap Said Aqil Siradj berbincang dengan reporter Liputan 6 SCTV Realino Oscar di Kantor PBNU, Jakarta, dua hari lalu.

Kiai yg kini berusia 63 tahun itu pun mengingatkan jangan memakai agama buat tujuan politik. "Mari kami gunakan politik buat memperkuat agama. Memperkuat agama bukan harus menghantam yg lain."

Said Aqil yg ketika ini memimpin organisasi massa Islam terbesar di Indonesia buat periode kedua itu mencontohkan pada dirinya sendiri. Ia menjadikan agama sebagai nilai yg terus mewarnai kehidupan sehari-hari dalam menjalankan tugas politik.

"Tidak usah negara Islam, tak usah politik Islam, tetapi Islam jadikan nilai-nilai universal basic dasar perpolitikan. Akhlak kita, moral kita, budaya kita," ujar profesor bidang akidah dan filsafat Islam lulusan Universitas Umm al-Qura, Kota Mekah, Arab Saudi.

Pembina sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Kyai Haji Aqiel Siroj (KHAS) Kempek Cirebon ini juga menyoroti isu agama ditunggangi kepentingan politik yg berembus selama proses Pilkada DKI Jakarta. Beberapa demonstrasi tersebut terkait perkara dugaan penistaan agama yg sedang dihadapi calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Yang tak senang Ahok, ya jangan milih Ahok. Yang tak senang Anies, ya jangan milih Anies. Sudah titik, selesai. Anda senangnya siapa? Anies, ya telah pilih Anies. Anda milih siapa? Ahok, ya pilih Ahok. Enggak usah demo tiga juta orang," Said Aqil menekankan.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj. (Liputan 6 SCTV)

Apalagi, menurut dia, berbagai demonstrasi seperti itu tak membuahkan hasil apa-apa. "Waktu, energi, uang, pikiran minimal tiga hari persiapan. Itu kalau digunakan dengan hal yg yang lain sangat positif sekali."

Terlebih salat Jumat di kawasan Monas, Jakarta Pusat. "Saya atau kami salat di masjid dengan niat tulus ibadah saja belum tentu kualitasnya seperti apa. Belum tentu kualitasnya baik."

"Saya salat di masjid niat salat karena Allah Ta'ala, tak tahu diterima oleh Allah SWT. Apalagi, niat salat dari rumah bertujuan buat berpolitik," ia menambahkan.

Visi NU Merawat Persatuan

Menyoal arah organisasi kaum nahdiyin yg dipimpinnya, Said Aqil menekankan mengenai garis perjuangan NU. Ia mengatakan, visi dirinya dan NU tak pernah berubah dari lalu sampai sekarang dan seterusnya.

"Katakanlah kalau sekarang Empat Pilar ya, kalau zaman Gus Dur (Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid) dahulu enggak ada. Bahwa NKRI dan Pancasila telah final. Pada 1926 (Khitah NU) aku katakan tadi. Kemudian dikuatkan lagi, dimantapkan lagi saat Gus Dur jadi Ketua PBNU 1984 di Jawa Timur.

Ketika itu, menurut dia, NU menerima asas Pancasila sebagai satu-satunya kebinekaan di Indonesia. "Jadi mimpi buat bagi mendirikan Negara Islam tertutup rapat. Karena saat ada peluang sekecil apa pun, memberikan peluang buat radikalisme."

"Maka, NU menyampaikan pada tahun 1984 pada zaman Kaii Ahmad Sidiq dan Gus Dur, mimpi mengubah buat Indonesia menjadi negara Islam telah tertutup rapat-rapat," Said Aqil membeberkan.

Adapun demi memupuk semangat persatuan dan kesatuan sejak dini, ia menyarankan pendidikan formal Pancasila dan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dihidupkan kembali.

"Bukan semangat mempertahankan penguasa. Dulu zaman Pak Soeharto semangatnya buat mempertahankan penguasa. Kalau ini enggak. Dengan semangat mempertahankan negara Indonesia," Said Aqil menyarankan.

Lalu, bagaimana imbauan Ketua Umum PBNU tersebut terhadap kaum muslim di Tanah Air? Simak selengkapnya video wawancara Liputan 6 SCTV dengan Said Aqil Siradj berikut ini.

 



Source : liputan6.com

Terimakasih sudah membaca: Said Aqil Siradj: Jangan Gunakan Agama untuk Tujuan Politik

idaraya

Share this

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!

list emo
Terimakasih atas komentar Anda di " Said Aqil Siradj: Jangan Gunakan Agama untuk Tujuan Politik "