Jambi, Perayaan Tri Suci Waisak 2017 di Jambi dipusatkan di situs percandian terluas di Asia Tenggara, Candi Muarojambi. Kompleks seukuran delapan kali Candi Borobudur ini juga dikenal sebagai situs kota kuno di Sumatera.
Untuk lebih mengenalkan situs percandian seluas 12 kilometer persegi itu, Gubernur Jambi, Zumi Zola memadukan perayaan Waisak 2017 dengan gelaran Festival Candi Muarojambi, 11-14 Mei 2017. Dalam festival itu diperkenalkan berbagai seni budaya hingga hasil kerajinan khas Jambi.
Yang paling banyak menyita perhatian para pengunjung adalah jelajah hutan atau jungle tracking dengan cara berjalan kaki menyisir kawasan Candi Muarojambi. Rute jungle tracking lumayan jauh karena luasnya lokasi. Dimulai dengan menyisir kebun karet warga, diteruskan masuk ke dalam kawasan hutan di Desa Danau Lamo, Kabupaten Muarojambi, sebagai lokasi Candi Muarojambi berada.
Dari kawasan hutan berlanjut menuju salah sesuatu candi di kawasan Candi Muarojambi yakni Candi Koto Mahligai. Di sini, pengunjung diajak beristirahat dengan menikmati indahnya ancent garden (kebun kuno) dengan suguhan makanan dan minuman tradisional serta iringan musik dan tari tradisional gambangan yg dibawakan oleh para ibu-ibu.
Usai istirahat dilanjutkan dengan menaiki perahu sampan menyusuri kanal kuno menuju Candi Kedaton. Di titik finish ini, pengunjung juga mulai dimanjakan indahnya komplesk percandian Muarojambi serta berbagai pertunjukan khas daerah lainnya.
"Ini sangat menarik dan menyenangkan. Saran mungkin ke depan dapat ditambah sarana prasarananya, berikut juga home stay seandainya pengunjung ingin menginap," ujar Indah, salah seorang pengunjung usai mengikuti jungle tracking Candi Muarojambi, Sabtu, 13 Mei 2017.
Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Erwan Malik yg ikut dalam jungle tracking itu mengaku puas. Namun diakuinya wisata Candi Muarojambi masih kurang promosi. Alhasil, butuh dikemas secara profesional dan menjadi industri wisata yg menarik.
"Pemprov Jambi selalu berkoordinasi bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya dalam menolong sarana dan prasarananya," ujar Erwan.
Ia juga mengimbau agar masyarakat sekitar ikut menjaga keamanan dan ketertiban agar para pengunjung merasa tenang dan nyaman. Selain itu menjaga kebersihan dan keasrian alam di sekitar kompleks candi. Sebab, wisata alam Candi Muarojambi menjadi salah sesuatu yg paling menarik minat pengunjung bagi datang.
Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Olahraga(Disbudpora) Provinsi Jambi, Edi Erizon mengatakan, komplek Candi Muarojambi dapat dibilang adalah situs kota kuno.
Selain luas, di situs tersebut tidak cuma terdapat candi. Namun juga sejumlah kanal-kanal kuno yg digunakan sebagai sarana transportasi masyarakat di masa lampau.
Kanal-kanal tersebut saling sambung menyambung dan terhubung segera dengan Sungai Batanghari yg tidak jauh dari lokasi kompleks candi.
Dengan luas 12 kilometer persegi, kompleks Candi Muarojambi adalah delapan kali luas Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, atau beberapa kali luas Angkor Wat di Kamboja.
Situs ini berisi 82 candi yg sebagian besar masih berupa gundukan tanah atau batu bata(menapo) yg belum dikupas (diokupasi). Dalam kompleks percandian ini terdapat juga dua bangunan berpengaruh agama Hindu.
Di dalam kompleks juga terdapat kolam kuno yg diberi nama Telago Rajo. Oleh warga setempat, konon telaga tersebut adalah tempat pemandian para bangsawan atau keluarga kerajaan.
"Memang kompleks Candi Muarojambi masih penuh misteri dan masih diperlukan penelitian lebih lanjut," ucap Edi.
Untuk lebih mengenalkan wisata Jambi khususnya Candi Muarojambi, Pemprov Jambi melalui Disbudpora menggelar Festival Candi Muarojambi.
Edi menjelaskan, Festival Candi Muarojambi ini bahkan secara rutin digelar setiap bulan Mei.
Dalam festival tersebut ditampilkan berbagai ragam budaya Melayu Jambi akan dari tarian kolosal, lomba seloko adat Melayu, bazar, jalan sehat mengelilingi Candi Muarojambi dan yang lain sebagainya.
Menurut Edi, kunjungan wisatawan ke Candi Muarojambi mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan tersebut rata-rata mencapai 20 ribu setiap tahun.
"Dari tahun 2014 bagi kunjungan wisatawan asing juga selalu meningkat," kata Edi.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Menjelajah Situs Kota Kuno Lewat Jungle Tracking

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!