idaraya

Pilot Heli TNI AU Fariana Dewi: Saya Hidup di Dunia Laki-Laki

Pilot Heli TNI AU Fariana Dewi: Saya Hidup di Dunia Laki-Laki

Jakarta -, "Hidup di dunia laki-laki" -- itulah yg dirasakan Kapten Penerbang Fariana Dewi Djakaria Putri.

Alasan pertama, perempuan yg lahir di Pariaman, Sumatera Barat itu memilih bergabung di TNI Angkatan Udara di mana kaum hawa masih minoritas. 

Baca Juga

Hari Perempuan Internasional 2017: Budak Sukses Jadi Pengusaha Trik Latih Kekuatan Mental Ala Pasukan Tentara Elit AS Navy SEAL Rizka Leihitu, Pilot Tampan yg Bikin Penasaran Netizen

Kedua, ia adalah perempuan pertama yg menjadi penerbang helikopter di TNI AU.

Lahir pada 1 April 1982, putri dari Fariana Dwisari Djakaria dan M. Fariando Djakaria itu semasa kecil tidak pernah membayangkan dirinya mulai menjadi seorang penerbang.

Keputusan Fariana, bagi berhenti dari kuliah yg telah beberapa tahun ia tempuh dan 'berbelok' ke dunia militer cukup mengejutkan kedua orang tuanya. Namun, ayah dan ibunya akhirnya memberi restu. 

Karier gemilangnya dimulai pada tahun 2003, ketika ia dilantik menjadi Wanita Angkatan Udara (Wara TNI-AU).

Profesi setara Polwan di Kepolisian dan Kowad (Korps Wanita AD) di TNI AD ini bukan sebuah profesi yg populer untuk kaum hawa. 

Awalnya, Fariana tidak tahu banyak soal profesinya. "Karena aku telah memilihnya, aku harus bertanggungjawab dengan pilihan saya," tegas sang Kapten dalam wawancara dengan .

Setelah beberapa tahun menjadi Wara, tahun 2005, karier Fariana akan menanjak naik. Pada tahun itu, TNI-AU bagi membuka kesempatan pelatihan penerbang untuk Wara.

Dari 14 personel yg diikutsertakan, cuma Fariana dan rekannya, Ambar, yg lolos seleksi pendidikan penerbang bagi Wara pada tahun 2005.

Setelah mengikuti pendidikan selama beberapa tahun, pada 2007, Fariana dilantik menjadi Letnan 2 Penerbang dan dijuruskan menjadi seorang pilot helikopter berdasarkan hasil penilaian dan pelatihan.

Kala itu adalah momentum bagi kali pertamanya seorang perempuan anggota TNI-AU ditugaskan menerbangan helikopter.

Setelah dilantik menjadi penerbang, Fariana ditugaskan di Skuadron Udara 7 Heli, Lanud Suryadarma, Subang, Jawa Barat selama 8 tahun. Pada awalnya ia menjadi kopilot.

Dan seiring waktu, Fariana pun menjabat sebagai kapten pilot helikopter.

Suka duka menyelimuti masa dinasnya di Skuadron Udara yg berlokasi di Subang itu.

"Risiko, menyikapi di dunia pria. Masuk ke militer itu dunia cowok, kaum lelaki. dan perempuan jadi minoritas di situ," kata dia.

"Tapi, tetap kalau persoalan risiko, kami masuk ke dunia penerbangan, semuanya mulai mendapatkan risiko yg sama, baik perempuan atau lelaki. Kecelakaan tak memilih korbannya, laki-laki atau perempuan," kata dia. 

Berjuang bagi Buktikan Diri

Fariana Dewi Djakaria, pilot helikopter wanita pertama di Indonesia bahkan di Asia Tenggara! | Via: kaskus.co.id

Fariana mengatakan, pendidikan di sekolah penerbang melatih dirinya menjadi sosok yg terbiasa dengan keadaan gawat darurat. Untuk tetap berpikir logis dalam keadaan tertekan.

Pada tahun 2016, Fariana mendapatkan kesempatan bagi mengikuti pelatihan instruktur penerbang di Lanud Adi Sucipto, Yogyakarta. Dan, pada tahun 2017 ini ia mengikuti pendidikan di Seskoau (Sekolah Staf dan Komandon Angkatan Udara).

Selama pelatihan dan berdinas menjadi penerbang, ia dan rekannya Ambar, yaitu perempuan yg berada di tengah-tengah laki-laki.

"Saya ini hidup di dunia laki-laki. Militer identik dengan laki-laki. Dan aku harus berjuang bagi membuktikan diri saya," ujar perempuan 35 tahun itu.

Untuk mencapai posisinya kini, Fariana berjuang dengan semua upaya. Ia dan rekannya harus dapat mengatasi hambatan dan keterbatasan buat membuktikan bahwa diri mereka juga lebih baik dari rekan-rekan laki-laki.

"Kita cuma dapat berkonsultasi berdua. Karena kami tahu keterbatasan masing-masing. Kodratnya perempuan, kayak tiba bulan, ada perasaan 'kurang fit' misalnya, kalian mood-nya kurang bagus, telah kalian antisipasi," kata dia.

"Jangan sampai emosi. Kita kan nggak sendiri ya, kalian dengan rekan tim lain. Kalau sampai mood aku enggak bagus, bagaimana dengan tim, bagaimana dengan misi?," ungkap Fariana.

Menurut Fariana, para perempuan yg menuntut emansipasi dan kesetaraan harus membuktikan diri dan profesional dalam pekerjaannya.

"Saya berharap, perempuan di luar sana, yg meneriakkan emansipasi, yg ingin disetarakan dengan laki-laki -- yg pasti kalian harus profesional," kata dia.

"Jangan meneriakkan emansipasi, ingin setara, pekerjaannya ingin setara, tetapi kami tidak milik ilmu dan kemampuan yg sama. Itu percuma. Kita harus bersaing secara sehat."



Source : liputan6.com

Terimakasih sudah membaca: Pilot Heli TNI AU Fariana Dewi: Saya Hidup di Dunia Laki-Laki

idaraya

Share this

Related Posts :

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!

list emo
Terimakasih atas komentar Anda di " Pilot Heli TNI AU Fariana Dewi: Saya Hidup di Dunia Laki-Laki "