idaraya

Heboh Pramuka Makan di Tanah

Heboh Pramuka Makan di Tanah

Jakarta, Belum lama ini seorang siswa SD berpakaian Pramuka heboh di media sosial, lantaran siswa bernama Abil itu tertidur di pinggir jalan ketika menjual makanan ringan usai pulang sekolah.

Kali ini, kembali beredar foto anggota Pramuka dengan latar belakang berbeda dan tidak pantas dikerjakan anggota Pramuka, yakni makan tanpa alas atau wadah di atas tanah. Foto tersebut pun viral di media sosial.

Baca Juga

Pembina Pramuka Makan Tanpa Alas Diberi Sanksi Tertulis Foto Viral Pramuka Makan di Tanah, Begini Tanggapan KPAI Foto Pramuka Makan Tanpa Alas Jadi Viral, Pembina Terancam Sanksi

Ada beberapa foto yg diunggah di media sosial. Foto pertama berisi puluhan remaja berpakaian seragam pramuka berbaris rapi memunggungi dua remaja, yg diduga panitia kegiatan tersebut yg tengah mempersiapkan makanan berupa nasi dan sedikit lauk pauk.

Hanya saja, nasi tersebut diletakkan begitu saja di atas tanah beralaskan rumput, tanpa ada alas seperti daun pisang atau wadah seperti lazimnya. Di foto kedua, sejumlah anggota pramuka duduk berderet di atas rumput sambil menyantap makanan beralaskan rumput.

Sementara dua remaja seperti panitia acara tersebut, seperti tengah mengawasi anggota Pramuka yg tengah menyantap makanan tersebut.

"Enggak beradab banget, sekolah dimana tuh? Biar dikasih pelajaran," komentar seorang netizen, 25 Maret lalu.

Ada pula yg menyayangkan dan menganggap aksi tersebut tak lebih dari peloncoan dari pembina atau panitia kegiatan terhadap peserta, serta jauh dari nilai-nilai Dasa Dharma Pramuka.

Usut milik usut, kegiatan Pramuka tersebut digelar Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kabupaten Tangerang, Banten.

Sekretaris Kwarcab Pramuka Kabupaten Tangerang Dadang Sudrajat mengatakan, kegiatan tersebut yaitu bagian dari pengkaderan dan pelantikan anggota baru Saka Wira Kartika Koramil-13/Kronjo, yg dilaksanakan di Buper Pantai Satuan Radar 211 TNI-AU pada 17-19 Maret 2017.

Namun, foto tersebut tidaklah seperti penilaian banyak orang. Foto pelaksanaan makan siang yg digelar di atas tanah tanpa alas itu yaitu bentuk hukuman.

"Kami klarifikasikan bahwa seluruh itu cuma trik hukuman yg diberikan kepada peserta, karena pelanggaran disiplin jam Ishoma (Istirahat, Sholat dan Makan) yg tak sesuai jadwal," ujar Dadang, Tangerang, Banten, Sabtu 25 Maret 2017.

Aksi tersebut, kata Dadang, dikerjakan panitia/Sangga Kerja, setelah meminta petunjuk dari Pamong Saka yg bertanggung jawab di lapangan. Mereka mengklaim, kegiatan itu cuma dikerjakan sebagai trik agar tak lagi melakukan kesalahan.

Dadang juga mengklaim peserta tetap makan seperti biasa bersama-sama dengan menu yg sama. Nasi yg di lapangan cuma sebagian kecil, dan tak seluruh peserta makan. Semua kegiatan juga berjalan lancar tanpa masalah.

"Kami yg bertanggung jawab atas kegiatan ini mohon maaf kepada segala unsur Pendidikan Kepramukaan dari atas hingga ke tingkat Kwaran, yg melihat posting-an hasil upload peserta, yg entah maksudnya cuma iseng," Dadang menjelaskan.

Dadang mengaku, pihaknya tak bermaksud merendahkan nilai-nilai kepramukaan, yg jelas melarang apa yg kelihatan dalam unggahan foto tersebut.

"Kami tahu dan kita mohon maaf atas segala yg terjadi di lapangan, yg jelas peserta tak makan nasi yg kotor, seluruh telah diatur sesuai jadwal," kata dia.

"Hingga viral berita ini kalian sudah melaksanakan seluruh kegiatan, terima kasih atas seluruh tanggapan, kritik dan saran dari seluruh unsur terkait," Dadang menandaskan.

Tidak Boleh Terulang

Perpeloncoan tersebut membuat geram Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa Dault. Dia mengunggah tanggapan di akun Instagram pribadinya.

Melalui akun Instagramnya, @adhyaksadault, Adhyaksa mengklarifikasi melalui beberapa foto perbandingan. Foto yg 'benar' adalah anggota Pramuka yg makan bersama beralas daun pisang, lauk pauk yg sehat, dan beragam serta disediakan air mineral.

Sementara foto yg viral tersebut diberi contoh sebagai sudut foto yg 'salah' dan tidak pantas ditiru. Kedua foto perbandingan tersebut diberi klarifikasi dan sikap yg diambil oleh pengurus pusat Pramuka.

Tanggapan Adhyaksa Dault tersebut direpost atau diunggah ulang ke berbagai media sosial, sebagai respons atas foto yg telah lebih viral terlebih dulu.

"Saya tegaskan ini bukan bagian dari pendidikan dan pembinaan di Gerakan Pramuka, aku sangat menyayangkan ini. Saya pastikan bahwa pembina kegiatan tersebut belum mengikuti atau memenuhi kualifikasi pelatih dan pembina Pramuka," tegas dia.

Adhyaksa mengaku telah berkoordinasi dengan Kepala Pusdiklatnas Kwarnas Gerakan Pramuka Suyatno, Wakil Ketua Kwarnas Bidang Pembinaan Anggota Muda S Budi Prayitno, dan Wakil Ketua Kwarnas Bidang Pembinaan Anggota Dewasa Susi Yuliati.

Dia sudah menginstruksikan jajarannya agar menegur dan memberikan pembinaan terhadap panitia kegiatan tersebut. Pramuka makan di tanah ini harus dijadikan pelajaran berharga, dan tak boleh terulang.

"Kita mulai selesaikan ini dengan sebaik-baiknya. Paling lambat Senin, 27 Maret 2017, persoalan ini telah jelas duduk perkaranya dan selesai. Terima kasih aku haturkan kepada kakak-kakak Pramuka dan masyarakat atas masukannya buat kebaikan dan kemajuan Gerakan Pramuka," Adhyaksa menandaskan.

Sementara, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Nasional (Kapusdiklatnas) Gerakan Pramuka Suyatno menyesalkan kegiatan tersebut. Pembina di Kabupaten Tangerang harus bertanggung jawab dan mendapat sanksi tegas.

"Pembina harus disadarkan bahwa posisinya sebagai pendidik sekaligus mitra untuk peserta didik. Pembina perlu ditegur seandainya menyalahi prosedur membina," ujar Suyatno, Tangerang, Banten, Senin 27 Maret 2017.

Sebagai pimpinan yg membawahi masalah pendidikan dan pelatihan, Suyatno menegaskan, cara-cara seperti itu tak sesuai nilai-nilai kepramukaan yg selama ini telah berjalan.

"Tujuan untuk peserta didik adalah pembelajaran adab yg berujung pada kemanusiawian. Makan itu proses beretika yg berpayung pada prinsip dasar kepramukaan dan kode kehormatan. Sekaligus ‎makan harus dijadikan momentum buat anak bagi mengenali gizi, tata cara, dan proses bersamaan," kata dia.

Agar kegiatan semacam itu tak terulang lagi, Suyatno mengimbau, semua pelatih dan pembina Pramuka mempunyai perencanaan matang dalam menangani peserta didik, bukan asal-asalan.

"Pedomani tujuan Gerakan Pramuka melalui butir SKU (Syarat-Syarat Kecakapan Umum). Pelatih atau pembina Pramuka jangan melakukan kegiatan sendiri tanpa berbasis aturan kepramukaan," Suyatno mengingatkan.

KPAI Menyayangkan

Ketua KPAI Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, pihaknya mulai klarifikasi foto viral tersebut buat mengetahui keadaan yg terjadi sebenarnya. Dia mengatakan, jangan sampai terjadi kehebohan karena hal-hal yg tak benar.

"Kalau itu hoax, kami minta masyarakat tak menyebarkan hal-hal meresahkan dan memicu hal-hal yg tak produktif," ujar Asrorun kepada , Senin 27 Maret 2017.

Namun, kata Asrorun, seandainya memang foto tersebut benar, dia menyayangkan kejadian tersebut. Sebab, Pramuka seharusnya mengajarkan kedisiplinan dan sportivitas. Selain itu, Pramuka juga menerapkan norma dan nilai dalam semua aktivitasnya yg bertujuan buat pembangunan karakter.

"Norma nilai aktivitas yg menuju keadaban dan pembangunan karakter harus dengan cara yg baik, jadi niat baik harus dikerjakan dengan cara yg baik," ujar dia.

Asrorun menyampaikan klarifikasi terhadap pihak Pramuka terkait sangat penting, agar dapat dikerjakan pembinaan sehingga masalah serupa tak terulang.

"Kita mulai klarifikasi (Pramuka) agar ada pembinaan lebih lanjut agar ada pembinaan yg lebih memadai dan masalah tersebut tak terulang," pungkas Asrorun.

 

 



Source : liputan6.com

Terimakasih sudah membaca: Heboh Pramuka Makan di Tanah

idaraya

Share this

Related Posts :

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!

list emo
Terimakasih atas komentar Anda di " Heboh Pramuka Makan di Tanah "