Washington, DC -, Kisah horor ini benar-benar terjadi, dituturkan William Wilmer -- seorang dokter mata (ophthalmologist) yg buka praktik di Washington DC pada awal 1900-an.
Ia adalah dokter mata paling terkenal pada masanya. Di antara daftar pasiennya adalah delapan Presiden Amerika Serikat, dari William McKinley hingga Franklin Roosevelt.
Dr Wilmer juga merawat penerbang andal Charles Lindbergh; taipan surat kabar di New York sekaligus pencipta penghargaan Pulitzer Prize, Joseph Pulitzer; dan orang-orang utama lainnya di Negeri Paman Sam.
Namun, ada lagi yg membuat nama William Wilmer terkenal. Yakni, pada 1921, ia berhasil membuat jurnal medis terkemuka, The American Journal of Ophthalmology memuat sebuah kisah horor tentang rumah berhantu.
Kisah ini didapat Dokter Wilmer dari salah sesuatu pasiennya. Sebut saja namanya 'Nyonya H' -- buat melindungi privasinya.
Kejadian aneh dialami sang lady dan keluarganya akan tahun 1912, sesaat setelah mereka pindah ke sebuah rumah tua, besar, namun sempat dibiarkan kosong selama sesuatu dekade lamanya.
Rumah itu belum dipasangi listrik, mengandalkan lampu gas bagi penerangan. Tungku tua di ruang bawah tanah diandalkan sebagai penghangat ruangan kala musim dingin.
Di Amerika Serikat, listrik baru disalurkan ke rumah-rumah di area pekotaan pada tahun 1930-an.
Para penghuni baru itu akan merasakan keanehan di rumah tua tersebut.
"Tuan H dan aku baru tinggal kurang dari beberapa hari saat kalian merasa sangat tertekan," demikian informasi Nyonya H dalam artikel Dr Wilmer, seperti dikutip dari situs Today I Found Out, Selasa (21/3/2017).
Lantai di rumah itu meredam seluruh suara-suara yg ditimbulkan aktivitas para pembantu yg mondar-mandir.
Namun, bukan jejak-jejak langkah teredam karpet yg bikin Nyonya H terganggu, melainkan adalah suara berisik orang-orang yg tidak ada di sana...atau setidaknya tidak kelihatan dengan mata telanjang.
"Suatu pagi, saya mendengar jejak langkah seseorang di lantai atas tepat di atas ruangan tempatku berada," kata Nyonya H.
"Aku bergegas menaiki tangga. Betapa terkejutnya diriku, ruangan itu kosong. Aku mendatangi ruangan-ruangan yang lain di lantai tersebut, juga di lantai atasnya lagi. Ternyata, saya adalah satu-satunya orang di sisi rumah pada ketika itu."
Kisah horor belum berakhir sampai di situ...
Kekuatan aneh rumah tersebut makin besar dari waktu. Tak berapa lama kemudian, segala anggota keluarga menderita sakit kepala dan kelelahan.
Namun, saat mereka berbaring di tempat tidur bagi memulihkan tenaga, penderitaan mereka justru memburuk.
Anak-anak paling terdampak. Paras mereka kelihatan pucat, kadang merasa lelah dan sakit, selera makan para bocah pun memburuk.
Tak ada bagian dari rumah besar itu yg aman dari fenomena aneh tersebut. Saat Tuan H duduk di meja makan, misalnya, ia merasakan sensasi seseorang berdiri di belakangnya.
Pria itu pun kemudian membalik kursinya, menghadap lorong, buat melihat siapa tahu ada orang yg berusaha menyelinap. Ternyata tidak ada siapapun.
Para bocah pun enggan menghabiskan waktu di ruang bermain di lantai atas. "Meski kuda-kudaan dan segala mainan mereka ada di sana, mereka memohon agar diizinkan bermain di kamar."
Pada Desember, Nyonya H dan anak-anaknya telah tidak tahan lagi. Mereka kemudian pergi dari rumah bagi berlibur. Sementara, Tuan H tetap tinggal.
Saat itulah, sang kepala keluarga tersiksa oleh hal-hal yg lebih aneh lagi.
Suara misterius mengganggu tidurnya pada malam hari, membuatnya tidak mungkin istirahat.
"Beberapa kali ia terbangun oleh suara bel. Saat memeriksa pintu depan dan belakang, tidak ada apapun yg ditemukan," kata Nyoya H soal keadaan suaminya. Beberapa kali Tuan H juga terbangun oleh suara yg dikiranya dering telepon.
Pada suatu malam ia mendengar suara mobil pemadam kebakaran lewat di jalanan dan berhenti dekat rumah. Buru-buru ia melongok dari jendela, tetapi jalanan sepi. Tak ada siapapun di sana.
Pada Awal Januari, Nyonya H dan anak-anaknya kembali ke rumah. Sekembalinya mereka, persoalan kembali bermunculan.
Anak-anak terserang flu, yg membuat mereka tidak diizinkan keluar rumah, apalagi cuaca masih dingin. Tapi, anehnya, saat ke luar rumah, gejala penyakit mereka justru mereda.
Sama seperti suaminya, Nyonya H juga terbangun pada malam hari akibat suara-suara aneh, perabotan yg dilemparkan di dapur, atau langkah-langkah berat memanjat tangga di balik dinding kamarnya.
"Padahal, tidak ada tangga di balik dinding," kata Nyonya H.
Para pelayan pun tidak luput dari siksaan di rumah itu. Pada siang hari, mereka merasa diikuti seseorang.
Malam harinya, para pelayan tidak dapat memejamkan mata. Mereka juga terbangun oleh suara-suara aneh: denting dan derak perkakas keramik, langkah-langkah berat di di lantai atas, bunyi furniture diseret di lantai, atau seseorang mendorong pintu berat.
Menurut catatan Dr William Wilmer, setiap orang di rumah keluarga H mendengar suara-suara aneh dan merasakan kehadiran makhluk tidak kasat mata. Namun, tidak ada yg pernah menyaksikan hantu... hingga Januari 1913.
Nyonya H jadi saksi mata pertama. "Pada suatu ketika, di pagi hari, saya berjalan dari ruang tamu menuju ruang makan. Aku terkejut ketika melihat seorang perempuan aneh, berambut hitam, dan berpakaian gelap melewatiku," kata dia.
"Aku memberanikan diri selalu berjalan menuju ruang makan bagi menemuinya, namun tiba-tiba ia hilang."
Hal seperti itu terjadi hingga tiga kali. "Suatu malam, salah sesuatu pelayan terbangun dan melihat seorang pria tua dan gadis muda duduk di ujung tempat tidurnya dan menatap matanya," tulis Nyonya H.
"Ia tetap berbaring di tempat tidur, tidak mampu bergerak, hingga tangan tidak kelihatan menepuk bahunya. Pelayan itu tiba-tiba mampu bangun dan duduk. Namun ketika mampu melakukannya, penampakan pria dan gadis itu menghilang."
Suatu hari, Tuan dan Nyonya H pergi menonton opera. Mereka meninggalkan anak-anak dalam perawatan dan pengawasan para pelayan.
Malam itu pukul 20.30, seorang anak terbangun oleh hantu 'pria besar dan gempal' -- yg membuat bocah itu berteriak ketakutan.
Malam itu ia menginap di kamar pengasuhnya. Pagi harinya, sang bocah mengeluhkan seseorang atau satu yg berat -- yg diduga hantu pria gempal -- menduduki dadanya, membuatnya susah bernafas.
Kondisi Tuan dan Nyonya H juga tidak kunjung membaik. Setelah pulang dari opera dan pergi tidur, Tuan H terbangun akibat sensasi jemari dingin dan aneh meraih tenggorokannya dan berusaha mencekiknya.
Ia masih mendengar suara bel pada tengah malam, ditambah lagi dengan bunyi-bunyi orang-orang berlalu lalang di seluruh penjuru rumah.
Pria itu mengira, kebisingan dipicu perampok yg mengincar rumahnya. Tapi, kapanpun ia bangun dan bersiap menghadapi penyusup, tidak ada siapun di sana.
"Pada waktu bersamaan, tanaman hiasku mati," kata Nyonya H.
Petunjuk muncul ketika Tuan H menceritakan kejadian-kejadian aneh di rumahnya pada saudaranya.
Lawan bicaranya langsung ingat artikel yg pernah ia baca dua tahun sebelumnya -- yg mendeskripsikan sebuah keluarga yg tersiksa suara dan penampakan serupa dengan yg dideskripsikan Tuan H. Ia menduga, kerabatnya itu kena racun.
Apakah hantu pelakunya? Tentu saja bukan. Saudara Tuan H menjelaskan, dalam artikel yg dibacanya, alat pemanas punya keluarga tersebut melepaskan gas karbon monoksida ke dalam rumah -- yg memicu sejumlah gejala: depresi, kelelahan, sakit, bunyi atau penampakan aneh.
Gejala-gejala itu konsisten dengan gejala keracunan karbon monoksida. Mereka disarankan berkonsultasi dengan dokter.
Kala itu, dokter harus dipanggil ke rumah. Hari berikutnya, dokter tiba buat memeriksa keadaan keluarga H dan mengelilingi rumah.
Saat memeriksa pemanas tua di ruang bawah tanah, kecurigaan terbukti.
"Dokter menemukan pemanas dalam keadaan buruk, pembakaran tidak sempurna. Alih-alih keluar lewat cerobong, gas karbon monoksida mengalir ke dalam ruangan rumah kami," kata Nyonya H.
"Ia menganjurkan kalian buat tak membiarkan anak-anak tidur di rumah akan malam itu. Jika tidak, kalian mungkin mulai menemukan mereka pada pagi hari dalam keadaan tidak bergerak dan tidak mulai pernah bangun lagi.
Tak seperti kisah hantu biasanya, yg sesuatu ini berakhir bahagia.
Tuan dan Nyonya H menuruti saran dokter. Mereka pindah rumah hingga kerusakan pada tungku pemanas diperbaiki.
Setelah itu, mereka kembali. Kemudian, pemandangan menakutkan dan suara-suara aneh tidak pernah muncul. Mereka pun jadi betah tinggal di rumah besar itu.
Banyak yg sudah berubah sejak tahun 1912, namun, keracunan karbon monoksida keracunan masih penyebab penting kematian akibat racun di Amerika Utara.
Kabar baiknya, makin canggih zaman, detektor karbon monoksida tersedia banyak di pasaran dan harganya cukup murah.
Jika Anda -- memiliki tungku gas, pengering pakaian, serta alat yang lain seperti perapian atau kompor pembakaran kayu -- berinvestasi dengan menyediakan detektor karbon monoksida mampu menjadi penentu antara hidup dan mati. Tak ada urusannya dengan hantu.
Pada artikel jurnal American Journal of Emergency Medicine 2005, dideskripsikan kejadian saat perempuan 23 tahun kolaps ketika mandi di pancuran. Ia tidak sadarkan diri setelah melihat apa yg dikiranya hantu.
Masalahnya ternyata ada pada alat pemanasnya yg masih baru, yg ternyata tidak dipasang dengan baik dan membocorkan gas karbon monoksida ke dalam rumahnya.
Source : liputan6.com
Terimakasih sudah membaca: Kisah Horor dan Penampakan Hantu yang Berakhir Bahagia

Berkomentarlah yang baik sopan dan relevan,jangan menyimpang dari topik !!!